Daerah

Novelis Aguk Siapkan Buku Kisah Cinta Gus Dur–Sinta

Sel, 16 Desember 2014 | 04:07 WIB

Jepara, NU Online
H Aguk Irawan MN, novelis produktif kelahiran Lamongan, Jawa Timur, 1 April 1979 mempunyai ketertarikan untuk menuliskan kisah romantisme cinta KH Abdurrahman Wahid dan Hj Sinta Nuriyah.
<>
Hal itu diuraikannya saat ditemui NU Online usai bedah buku “Maha Cinta” di pesantren Az-Zahra Sekuro Mlonggo Jepara, Sabtu (13/12) malam.

Menurut dia, saat ini penulisan sedang dalam proses penggarapan. Dalam buku itu, ia banyak menggali pada sektetaris Gus Dur, Salamun Ali, membaca buku karya Greg Berton dan menggali data dari sumber lain.

Ditulisnya buku itu, jelas novelis best seller “Penakluk Badai: Novel Biografi KH Hasyim Asy’ari” ingin meneladani cinta Gus Dur. Kisah cinta Gus Dur–Sinta berawal dari keinginan KH Wahab Hasbullah hendak menjodohkan mereka.

Waktu itu, mantan Presiden RI itu masih menempuh studi di Baghdad, namun tak kunjung usai. Di masa-masa PDKT itu, Sinta kerap mengirim surat untuk kekasihnya, Gus Dur. Surat antara Jombang-Baghdad.

Salah satu isi surat Ibu Sinta untuk kekasihnya, waktu itu, Gus Dur boleh gagal dalam menempuh studi, namun sangat berharap kekasihnya tidak gagal dalam cinta.

Kemudian, setelah menjadi suami Gus Dur merupakan sosok yang hormat terhadap istri. “Gus Dur merupakan figur yang hormat terhadap istri. Tidak pernah berkeluh kesah secara langsung dihadapan istri,” kata pengurus bidang Riset dan Pengembangan PP LKKNU ini.

Suatu ketika teh buatan Sinta tidak sesuai harapan Gus Dur. Lalu ia mengirim sepucuk surat dan meminta Sinta meminum sisa tehnya. Hal lain tentang Gus Dur yang romantis sering memberikan Sinta sekuntum bunga.

Terkait judul buku, ia masih merahasikannya. Baginya buku yang ia tulis hendak meneladani kisah cinta Gus Dur-Sinta Nuriyah. (Syaiful Mustaqim/Abdullah Alawi)