ODHA Butuh Pendampingan Serius

Karanganyar, NU Online
Jumlah kematian akibat virus HIV/AIDS cukup mengkhawatirkan. Sebagai contoh, dari temuan para penjangkau dari Global Fund dan Nahdlatul Ulama di Karanganyar, sedikitnya ada 40 kasus pada periode Januari-Juni 2014.
<>
Data dari RSUD Karanganyar juga mengungkapkan, ada 40 temuan kasus baru selama semester Januari-Juni 2014, dengan rincian 28 kasus HIV dan 12 kasus AIDS. Dari jenis kelamin, 17 laki-laki dan 23 orang perempuan. Sedangkan jumlah kumulatif temuan kasus dari tahun 2000 sampai 2014 sebanyak 221 kasus.

“Coba lihat dari data 14 tahun itu, 18 persen kasus ditemukan di 6 bulan terakhir. Ini ngeri sekali!” kata Arif Amani, petugas penjangkau lapangan HIV-AIDS dari NU Karanganyar.

Arif menambahkan, dari data KDS (Kelompok Dampingan Sebaya) pada semester pertama tahun ini, jumlah korban meninggal 19 orang, termasuk 1 anak-anak. “Jumlah itu dari sekitar 53 penderita yang berhasil didampingi teman-teman.” ungkapnya.

Lebih lanjut Arif yang pernah mengemban amanah sebagai ketua PC IPNU Karanganyar menerangkan, tingginya angka kematian disebabkan banyaknya kasus yang ditemukan sudah masuk tahap AIDS.

“Keterlambatan mengikuti VCT (Test HIV, red) menjadi penyebabnya. Padahal fenomena AIDS seperti gunung es. Jika kita menemukan I kasus, ada 10 hingga 100 orang yang berpotensial tertular,” terang dia.

Dari berbagai pengalaman yang didapatkan, Arif mensarankan diperlukan pendampingan serius bagi ODHA, sebutan untuk orang-orang yang telah mengidap HIV/AIDS. “Sebab, sebagian dari mereka malah semakin aktif secara seksual. Ada pula yang ingin balas dendam. Oleh sebab itu, mereka butuh pendampingan serius,”  katanya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)