Daerah

Orang Tua Tak Ngerti Agama Ingin Masuk Surga, Pesantrenkan Anaknya

Ahad, 6 Agustus 2023 | 21:00 WIB

Orang Tua Tak Ngerti Agama Ingin Masuk Surga, Pesantrenkan Anaknya

Pendakwah KH Manarul Hidayat saat Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (5/8/2023). (Foto: Tangkapan layar kanal Youtube Buntet Pesantren)

Cirebon, NU Online 
Orang tua, khususnya ibu, adalah madrasah pertama bagi anaknya. Ia wajib memberikan pendidikan kepada anak-anaknya, termasuk pendidikan agama.


Namun, karena berbagai keterbatasan, ada sejumlah orang tua yang tidak begitu memahami dan mengerti perihal agama. Hal ini menjadi batu sandungan tersendiri bagi orang tua dalam jalan menuju surga Allah swt.


Untuk itu, agar bisa masuk surga bersama, orang tua harus memondokkan anaknya ke pesantren.


"Bagi orang tua yang tidak punya pengetahuan, tidak bisa mengaji, ingin masuk surga ya memondokkan anak," kata pendakwah KH Manarul Hidayat saat Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (5/8/2023).


Ibu atau orang tua yang tidak bisa mengaji maka sudah sepantasnya memasukkan anaknya ke pesantren. Hal ini menjadi wasilah perantara agar anak dan orang tua dapat masuk surga bersama-sama.


"Supaya kita semua ke surga, kalau ibu bodoh, nggak ngerti agama, pengen masuk surga, anak wajib dimasukkan ke Pesantren Buntet," katanya.


"Cung, besok berhenti sekolah pulang pergi, kamu harus mondok. Nurut, ibu urus," lanjut kiai Pengasuh Pondok Pesantren Al-Manar Al-Azhari Depok, Jawa Barat itu.


Seorang ibu dan orang tua harus bisa menyampaikan anaknya untuk belajar di pesantren. Sebab, kalau sama-sama bodoh soal agama, tentu satu keluarga bisa terjerumus ke jurang neraka bersama-sama pula.

 

"Ibu tidak bisa ngaji, apalagi bapak kamu. Nah kamu nggak bisa ngaji? Nanti kita ke neraka rombongan sebus. Sopir bapak kamu. Kenek (kondektur) ibu dan kamu jadi penumpangnya," ujarnya.


Berbeda jika anaknya belajar dan mengaji di pesantren. Orang tua bisa terselamatkan karena doa-doa yang dikirimkan anaknya.


"Tapi kalau anaknya mondok di Buntet, ibunya bapaknya di neraka, anaknya di Buntet malam Jumat baca Yasin. Kata malaikat, silakan naik ke surga. Bebas. Anak kamu yang sedang mondok di Buntet, ngirimin (surat) yasin, ngirimin tahlil," katanya.


"Itulah pentingnya anak saleh. Bisa mengangkat derajat orang tua," lanjut alumni Pondok Buntet Pesantren tahun 1970-an itu.


Oleh karena itu, Kiai Manarul menegaskan agar santri dapat berbangga dan bahagia dengan jati dirinya sebagai seorang santri.


"Berbahagialah anak santri. Tepuk dada, aku bangga jadi santri Buntet," pungkasnya.