Daerah

Ormas di Jateng Tuntut Penutupan Karaoke di Seputar Masjid Agung

Kam, 24 Oktober 2019 | 15:00 WIB

Ormas di Jateng Tuntut Penutupan Karaoke di Seputar Masjid Agung

Sejumlah Ormas di Jateng mendesak penutupan karaoke di sekitar Masjid Agung Jawa Tengah. (Foto: NU Online/A Rifqi H)

Semarang, NU Online 
Sekitar 300 orang dari berbagai elemen organisasi masyarakat (Ormas) tingkat Jawa Tengah mendatangi tempat karaoke liar di seputar Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Kedatangan mereka untuk menyatakan somasi menuntut agar sejumlah karaoke tersebut segera ditutup.
 
"Tuntutan kami hanya ingin tempat karaoke itu segera ditutup," kata Koordinator lapangan, Abdul Jalil, Kamis (24/10).
 
Pria yang juga menjabat sebagai penggerak Badan Koordinasi Amalan Islam (BKAI) Jawa Tengah ini mengaku merasa risih dengan adanya karaoke di lingkungan komplek MAJT. Sebab, menurut dia, MAJT merupakan salah satu aset penting Jawa Tengah yang terletak di Kota Semarang dan sudah memiliki reputasi baik tingkat nasional bahkan internasional.
 
"Banyak masyarakat dari berbagai daerah Indonesia datang ke MAJT. Bahkan sejumlah tokoh internasional juga sering berkunjung ke MAJT, namun justru yang terjadi tidak jauh dari lokasi berdiri deretan karaoke. Ini kan ironis," ungkapnya.
 
Gus Jalil, sapaan akrabnya, berharap semua elemen masyarakat Jawa Tengah mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Pemkot Semarang segera mengambil langkah nyata. Hal ini demi menjaga marwah MAJT di mata dunia internasional.
 
"Mari, masyarakat di manapun berada ikut ambil bagian untuk mendorong pemerintah mengambil langkah serius guna memosisikan MAJT sebagai sebagai kebanggaan Jawa Tengah dan Indonesia," ajaknya.
 
Ungkapan senada dilontarkan Ketua Garda Nusantara Jawa Tengah, Verlly Marven S menyayangkan masih beroperasinya tempat karaoke liar di lingkungan kompleks MAJT. Ia berpendapat adanya tempat karaoke liar di dekat MAJT mengindikasikan MAJT seperti dikepung tempat maksiat tersebut.
 
"Faktanya hingga saat ini karaoke tersebut masih buka terus. Bahkan mereka menggunakan salah satu akses milik MAJT. Kami satu komando dengan Gus Jalil dalam menyuarakan persoalan ini," tegasnya.
 
Iwan Cahyono selaku salah satu pengurus MAJT bersyukur adanya dukungan tersebut. Iwan mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Ormas tingkat Jateng tersebut. Gus Iwan, sapaan akrab pria tersebut, meminta Pemkot Semarang tak perlu ragu menutup tempat karaoke liar yang tidak berizin itu.
 
"Kemarin 22 Oktober kami rapat bersama di Pemkot Semarang membahas rencana pembongkaran tempat tersebut. Kami mendorong pemerintah agar segera merealisasikannya. Kami yakin pemerintah dapat mewujudkannya. Jangan sampai masyarakat yang bergerak melakukannya," ujarnya.
 
Saat ini, Gus Iwan menerangkan, ada sekitar empat titik karaoke liar di area dekat kompleks MAJT. Bahkan salah satunya menggunakan jalan sebagai akses utama sisi utara yang dimiliki MAJT. 
 
Perlu diketahui, sejumlah Ormas tingkat Jateng yang hadir dalam acara tersebut di antaranya, Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKPPI) Jawa Tengah, Komandan Brigade Laskar Merah Putih Jateng, Pemuda Pancasila Jateng.
 
Juga Detasemen Pasukan Khusus (Depsus) Patriot Garuda Nusantara (PGN) Jateng, KPMP Komando Pejuang Merah Putih, Garda Nusantara Jateng, Lembaga Investigasi Negara, Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), LSM Grapindo, LSM Gesra, dan sejumlah ormas tingkat Jateng lainnya.
 
Pewarta: A Rifqi H
Editor: Ibnu Nawawi