Daerah HARI SANTRI 2019

Turnamen Futsal Hari Santri di Semarang Kedepankan Persaudaraan 

Ahad, 20 Oktober 2019 | 13:30 WIB

Turnamen Futsal Hari Santri di Semarang Kedepankan Persaudaraan 

Panitia berfoto bersama di arena futsal. (Foto: NU Online/A Rifqi H)

Semarang, NU Online 
Berbagai kegiatan dilakukan untuk memeriahkan Hari Santri 2019. Kegiatan secara umum diharapkan untuk mempererat ikatan persaudaraan antarsantri. Seperti Turnamen Futsal Durrotu Aswaja Cup yang digelar Pesantren Durrotu Ahlis Sunnah wal Jamaah, Banaran, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah.
 
"Berbeda dari futsal yang murni kompetisi bergengi," kata ketua panitia, Arief Rahman Hakim di Merdeka Futsal Gang Nangka, Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, Ahad (20/10).
 
Menurutnya, gengsi yang harus dibangun adalah persatuan. 
 
“Percuma juara kalau tidak bersaudara,” katanya. Sebab, adanya kompetisi menunjukkan ada kerja sama, persatuan, dan persaudaraan, lanjutnya.
 
Menurutnya, ini memang kompetisi pertama yang diselenggarakan dalam rangka hari santri oleh pondok, tetapi secara kepanitiaan hampir sama dengan yang mengurusi lomba futsal hari santri NU tahun sebelumnya.
 
Karena itu dirinya telah mengetahui bahwa kejuaraan yang digelar antarpesantren lebih damai dan paling diminati. Diungkapkannya, kejuaraan ini diikuti sebanyak 32 tim dari berbagai elemen, pondok pesantren dan kampus umum.
 
"Meski acara hari santri, tapi pesertanya umum. Ada dari kampus katolik juga, UNIKA Soegijopranoto," ucapnya.
 
Terpisah, Pengasuh Pesantren Durrotu Aswaja Kiai Agus Romadhon mengatakan, tetap mendukung aktifitas positif para santri sejauh bisa memanajemen waktu.
 
“Yang penting bisa mengatur waktunya, biar aktifitas ngaji di pesanten tetap jalan," katanya.
 
Kiai Agus melanjutkan, menjalin persaudaraan antarsesama putra bangsa perlu dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti olahraga, diskusi, dan sebagainya.
 
Kejuaraan dengan segemen umum tersebut memang tidak dilaksanakan dalam memperingati kemerdekaan, namun memiliki spirit yang sama. 
 
"Resolusi Jihad yang dicetuskan KHM Hasyim Asy'ari tidak hanya menggerakkan kaum santri, terlebih ketika digelorakan oleh Bung Tomo," ujarnya.
 
Sehingga, lanjutnya, semangat persaudaraan dan persatuan kala itu mampu menggerakkan semua elemen putra bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan. 
 
Bermula dari pemahaman itu, dirinya berharap agar para santri terus berkreasi dalam kegiatan yang mampu mempersatukan.
 
“Baik antarsesama santri, maupun umat yang berbeda keyakinan,” tandasnya. 
 
 
Pewarta: A Rifqi H
Editor: Ibnu Nawawi