Daerah GERHANA MATAHARI TOTAL

PCNU Jombang Imbau Masjid dan Sekolah Laksanakan Shalat Gerhana

Sel, 8 Maret 2016 | 11:00 WIB

PCNU Jombang Imbau Masjid dan Sekolah Laksanakan Shalat Gerhana

Katib Syuriyah PCNU Jombang KH Abdul Kholiq Hasan

Jombang, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang menyerukan agar besok masyarakat melaksanakan shalat gerhana matahari. Yakni saat terjadinya gerhana matahari total (GMT) pada Rabu (9/3) mulai pukul 06.21 hingga 08.38. Puncak gerhana itu sendiri terjadi pada pukul 07.25. 

“Kita mengimbau agar di masjid-masjid dan di sekolah dilaksanakan shalat gerhana matahari,” kata KH Kholiq Hasan, Katib Syuriyah PCNU Kabupaten Jombang, saat ditemui di kantor PCNU, Selasa (8/3).

Shalat gerhana, kata Kiai Kholiq, perlu dilakukan sebagai bentuk meneladani Rasulullah SAW. “Ketika melihat gerhana matahari, Rasulullah langsung melaksanakan shalat gerhana,” tuturnya.

Teknis shalat gerhana, sedikit berbeda dengan shalat biasa. Pada shalat gerhana, rukuk dilakukan dua kali dalam setiap rakaatnya. Sehingga dalam dua rakaat itu, berdiri membaca fatihah dan surat sebanyak empat kali. Serta ruku empat kali. Setelah shalat, dianjurkan ada khotbah layaknya khotbah Jumat. 

Saat gerhana matahari, sinar matahari terhalang bulan sehingga  kelihatan gelap. Namun untuk besok, matahari hanya akan tertutup maksimal 83 persen. Sehingga matahari masih kelihatan 17 persen. Atau seperti bulan sabit di malam hari.

“Ketika gerhana matahari, kita juga dianjurkan memperbanyak istighfar dan sedekah,” tuturnya.  

Makanya menurut Kiai Kholiq, tradisi orang hamil bancakan nasi liwet saat terjadinya gerhana boleh dilakukan. “Orang Jawa itu kan hati-hati. Saat hamil dan melihat sesuatu yang buruk, selalu bilang amit-amit jabang bayi. Jangan sampai bayiku seperti itu,” paparnya.

Saat gerhana matahari, matahari terlihat seperti ‘krowak’ (terbelah). Agar anak yang dikandung tidak krowak, makanya ibu-ibu hamil bancakan nasi liwet. “Kenapa kok nasi liwet? Kemungkinan zaman dulu tahunya gerhana mendadak. Jadi hanya sempat bikin nasi liwet. Kalau sekarang tahunya sejak jauh hari ya mestinya bikin tumpeng,” ucapnya dengan nada bercanda. 

Sedekah semacam itu, menurut Kiai Kholiq, boleh dilakukan. “Ini termasuk sedekah menolak balak. Salah satu manfaat sedekah memang untuk tolak balak,” ucapnya. 

Sekolah-sekolah juga diimbau melaksanakan shalat gerhana sebagai bentuk pembelajaran. ’’Fenomena GMT ini langka. GMT seperti ini baru akan terjadi 350 tahun lagi. Jadi sangat bagus jika siswa diajak  mensyukurinya dengan cara praktik shalat gerhana,” tutupnya. (Syamsul Arifin/Fathoni)