Kota Banjar, NU Online
Bentuk kepedulian kepada anak tidak sekedar mengurus anak kandung ataupun anak saudara. Melainkan harus memberikan perlindungan kepada semua anak.
Hal tersebut yang dilakukan Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kota Banjar, Jawa Barat yang mengadakan dialog interaktif dengan tema Penyebab Kekerasan dan Eksploitasi Seksual kepada Anak, Sabtu (24/3).
Hadir sebagai pemateri pada kesempatan tersebut dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI, Ai Maryati Solihah. Juga dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Banjar, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Komisi IV Jawa Barat, serta Ketua PC Fatayat NU Kota Banjar.
Dalam paparannya, Ai Maryati Solihah mengemukakan Fatayat harus mampu memberikan edukasi kepada keluarga. Karena hal tersebut merupakan hak anak untuk menerima pelajaran baru guna bekal di masa depan. "Di manapun perempuan berada, harus memberikan perlindungan," katanya.
Dalam sebuah keluarga, peran perempuan sangat penting. Karenanya, perempuan harus mempunyai pilihan. “Perlu diperhatikan juga, jangan sampai pilihannya merupakan kesalahan karena menyebabkan efek jangka panjang,” katanya. Apalagi yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak, tentunya pendidikan yang akan diberikan pun akan ikut salah, lanjutnya.
Sedangkan dalam hal bernegara, tidak ada kata lain kecuali mempunyai harapan membangun negaranya. Hal tersebut tidak tercapai tanpa mempunyai tujuan baik. Oleh karena itu dia berpesan selalu memberikan kontribusi kepada negara. "Mewujudkan negara yang baldatun, thayyibatun warabbun ghafur tentunya dimulai dari keluarga," katanya.
Ai Maryati juga berharap, memberikan perlindungan tidak perlu pandang bulu. Karena bantuan yang diberikan, apalagi yang dilindungi seorang anak. Tidak peduli bentuknya, dan besar kecilnya perlindungan maka akan sangat bermanfaat. "Anak siapa pun itu berikan perlindungan," tukasnya.
Khusus menghadapi tahun politik, ia berpesan senantiasa bersikap netral. Jangan hanya karena beda paham, tidak memberikan perlindungan kepada anak yang sedang terdiskriminasi. "Hak hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan, hak partisipasi anak harus selalu diperjuangkan," tandasnya.
Sedangkan perwakilan dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kota Banjar hadir Ika Kartika mengajak mendukung program yang dilaksanakan terkait perlindungan anak. "Bahwasannya segala program tanpa adanya dukungan dari masyarakat maka tidak akan bisa terlaksana dengan baik," katanya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Komisi IV Jawa Barat, Asep Irfan Alawi menyampaikan bahwasanya terkait dukungan menjalankan program perlindungan anak sudah diperjuangkan. Selain itu Irfan yang juga alumni Sekolah Tinggi Ilmu Agama Al-Azgar Citangkolo menambahkan bahwa anggaran sudah ada, tapi belum punya akses yang tepat. "Dewan sudah memperjuangkan," ungkapnya.
Ketua Fatayat NU Kota Banjar, Avivati Zahriyah menyatakan kesiapannya bekerja sama dengan berbagai pihak memperjuangkan hak anak. Menurutnya anak merupakan cikal bakal penerus bangsa. "Bilamana anak mendapatkan haknya sedini mungkin, tidak menutup kemungkinan kelak membawa NKRI yang lebih maju," pungkasnya.
Acara ini sekaligus menyukseskan hari lahir ke-95 NU dan ke-72 tahun Muslimat NU serta peresmian gedung Pengurus Cabang NU Kota Banjar. Kegiatan yang berlangsung di halaman gedung PCNU setempat tersebut dihadiri pelajar dan puluhan warga NU. (Wahyu Akanam/Ibnu Nawawi)