Daerah HARI SANTRI 2019

Pelajar NU Kenalkan Cinta Tanah Air dengan Keliling Kampung 

Kam, 24 Oktober 2019 | 02:30 WIB

Pelajar NU Kenalkan Cinta Tanah Air dengan Keliling Kampung 

Peserta Gowes Sepeda Nusantara berkeliling kampung pada peringatan hari santri di Desa Sidorejo, Warungasem,Batang, Jawa Tengah. (Foto: NU Online/Septi Aisyah)

Batang, NU Online
Cara berbeda dilakukan Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Sidorejo, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Mereka menyelenggarakan Hari Santri 2019 dengan Gowes Sepeda Nusantara, Rabu (23/10).
 
Gowes sepeda dimulai dari SDN 01 pada pukul tujuh pagi. Kemudian mengelilingi rute yang telah ditentukan panita dan berakhir kembali SDN 01 Sidorejo. Sepeda para peserta dihias warna-warni dengan sangat menarik. 
 
"Peserta gowes mengelilingi desa dengan suasana pagi yang indah dan asri. Mereka semua ceria dan sangat antusias mengikuti kegiatan ini dengan didampingi guru beserta tim kemanan, Banser NU dan CBP IPNU," kata Faizul Rakhmandhani, kepada NU Online.
 
Selain itu, alunan akustik dari Safana Band juga turut menyambut para peserta gowes sepeda di garis finish. Peserta kemudian bergegas memarkirkan sepeda dan ikut bernyanyi bersorak meramaikan hari santri, seraya menunggu acara undian dan doorprize dimulai.
 
"Hari Santri di sini rutin diselenggarakan setiap tahun. Kali ini, acara bertempat di SDN 01 Desa Sidorejo. Kalau tahun kemarin, peringatan diselenggarakan di MI. Insyaallah tahun depan di SDN 02, mengingat di Sidorejo terdapat tiga pendidikan sekolah dasar," ungkap Faizul.
 
Menurutnya, sebagai aktivis pelajar desa, pihaknya sedang mencoba menggilir tempat acara untuk menghindari adanya kesenjangan sosial. Walhasil, kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari banyak pihak. Terutama Kepala Sekolah SDN 01 Sidorejo.
 
"Suatu kebanggaan tersendiri pelaksanaan acara ini bertempat di SD N 01 Sidorejo, peserta terlihat sangat senang dalam mengikuti kegiatan," ucap Kepala Sekolah SDN 01 Sidorejo, Sri Hatutti.
 
Tak hanya itu, Ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Desa Sidorejo KH Arifin juga memberi apresiasi IPNU IPPNU atas terselenggaranya kegiatan. 
 
Menurutnya, hari santri diperingati bukan hanya untuk santri yang menempuh pendidikan di pesantren. Sebab, IPNU dan IPPNU adalah pesantren yang tidak bermukim. Dengan kata lain, seseorang dikatakan santri bukan seorang yang menempuh pendidikan di pesantren saja.
 
"Tapi juga yang menempuh pendidikan di Taman Pendidikan Al-Quran atau wadah pendidikan lainnya. Mereka juga dapat dikatakan sebagai santri. Jadi, kita semua adalah bagian dari santri," tutur Kiai Arifin.
 
Atas berbagai apresiasi, kontribusi, dan partisipasi yang diberikan, Ketua Panitia Pelaksana Sabiluna menyampaikan terima kasih kepada para pelajar, guru, dan dukungan dari seluruh pihak yang terlibat dalam menyukseskan acara itu.
 
Ia juga merasa bangga karena pada hiasan-hiasan yang dikreasikan oleh para peserta itu terdapat sebuah kalimat yang bertuliskan ‘Aku Pelajar NU’.
 
"Hiasan tersebut dibuat dari kardus yang dihias dengan sembilan bintang. Itu  membuat semangat kami bangkit kembali melihat adik-adik pelajar sudah punya jiwa NU," kata Sabiluna.
 
Dirinya berharap, gelaran hari santri tahun depan akan lebih meriah, semangat dan kompak, serta menjadi pelajar yang aktif di lingkungan desa. Sehingga ada kemauan untuk terus belajar menjadi bagian dari kemajuan desa. 
 
"Semoga para pelajar di sini semakin punya rasa peduli dan cinta kepada desa dimana kita dilahirkan. Itulah bentuk cinta tanah air. Mari menjadi aktivis desa," tutupnya.
 
Acara Gowes Sepeda Nusantara itu bertema ‘Mengembangkan Kreatifitas Pelajar dan Santri yang Aktif dan Unggul'. Pada kegiatan tersebut, peserta tidak hanya menghias sepeda, tetapi juga turut serta unjuk bakat. Seperti pencak silat dan bernyanyi.
 
Para peserta dengan sangat antusias menunjukkan semangat untuk menjadi yang paling aktif, kreatif, dan berupaya agar menjadi juara unggulan, sekaligus peduli dengan budaya nusantara. 
 
 
Kontributor: Septi Aisyah
Editor: Ibnu Nawawi