Nasional

Sekjen PBNU: Jihad Santri Hari Ini Perangi Kemiskinan dan Kebodohan

Kam, 24 Oktober 2019 | 01:15 WIB

Sekjen PBNU: Jihad Santri Hari Ini Perangi Kemiskinan dan Kebodohan

Para santri pada kegiatan di Halaman Gedung PBNU Jakarta (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online
Sekretaris Jenderal PBNU HA Helmy Faishal Zaini menegaskan santri berkomitmen untuk mengawal pembangunan negeri; merawat tanah air dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keislaman. 
 
Hal itu karena Nahdlatul Ulama sejak didirikan mengamban dua amanat yang senantiasa dipegang erat sampai saat ini. Amanat tersebut adalah amanat keagamaan (diniyyah), dan amanat Kebangsaan (wathaniyyah). "Kedua amanat tersebut selalu menjadi landasan prinsip Nahdlatul Ulama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Sekjen Helmy.
 
Selain itu, Nahdlatul Ulama memandang diperlukan langkah strategis—sebagai bangsa--guna mengimplementasikan cita-cita membangun bangsa yang maju, bermartabat, serta berperadaban mulia.
 
"Pertama, dalam bidang pendidikan mengutamakan pembangunan manusia yang menitikberatkan pada Pendidikan Karakter. Langkah ini bisa ditempuh sengan salah satunya memberi perhatian lebih kepada Pendidikan Pesantren. Sebagai basis tempat pertumbuhan Islam Moderat, Pesantren sampai saat ini masih belum mendapatkan tempat yang strategis di mata negara," kata Sekjen Helmy.
 
Selain itu, juga perlu dilakukan upaya mengarusutamakan pembangunan manusia berbasis pada nilai-nilai moderatisme. Langkah ini bisa ditempuh dengan jalan melihat kembali postur kurikulum dalam pendidikan, utamanya Pendidikan Keagamaan secara seksama dan cermat dengan menekankan peningkatan akhlakul karimah dengan menonjolkan keteladanan Nabi Muhammad Saw.

Kemudian, penting juga dilakukan adalah membangun perekonomian yang bukan saja menekankan pertumbuhan, namun lebih dari itu berbasis pemerataan. "Gagasan Redistribusi aset yang pernah direkomendasikan oleh Munas Nahdlatul Ulama di Lombok tahun 2017 dan telah dijalankan oleh Presiden Joko Widodo perlu lebih digenjot dan dimaksimalkan lagi. Langkah-langkah strategis untuk menurunkan angka kemiskinan harus dilakukan dengan kreatif dan inovatif," ujarnya.
 
Sekjen juga menegaskan jihad santri hari ini adalah bersama-sama menyingsingkan lengan baju untuk memerangi kemiskinan dan kebodohan. Pasalnya, Hari Santri yang diperingati 22 Oktober bukanlah semata miliki NU, juga bukan semata milik ormas-ormas terntentu lainnya.
 
"Hari Santri 22 Oktober adalah hari santri milik semua golongan. Maka momentum peringatan Hari Santri 22 Oktober ini marilah kita jadikan sebegai tonggak bagi kita semua bersatu padu menyongsong kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat," tegasnya.
 
Editor: Kendi Setiawan