Daerah HARI SANTRI 2019

Ngalap Barakah Santri KHM Hasyim Asy'ari di Bandar Lampung

Rab, 23 Oktober 2019 | 14:00 WIB

Ngalap Barakah Santri KHM Hasyim Asy'ari di Bandar Lampung

PC IPNU dan IPPNU Kabupaten Pesawaran berziarah ke makam salah satu santri KHM Hasyim Asy'ari di Provinsi Lampung, (Foto: NU Online/Muhammad Faizin)

Bandar Lampung, NU Online
Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Pesawaran berziarah ke makam salah satu santri KHM Hasyim Asy'ari di Provinsi Lampung, Selasa (22/10). Ngalap barakah dengan ziarah ini dilakukan dalam rangka Hari Santri 2019.
 
Yang diziarahi adalah makam KH M Asyikin bin Hamim yang berada di Kelurahan Kupang Tebak, Kecamatan Teluk Betung. Kota Bandar Lampung. Kiai Asikin adalah santri pendiri NU yang berperan dalam penyebaran Islam di kawasan Lampung.
 
Menurut cucu Kiai Asyikin, KH Fakhrurrijal, kakeknya melakukan perjuangan kemerdekaaan di Lampung bersama dengan KH Gholib dari Pringsewu. Perjuangan Kiai Asyikin lebih fokus kepada dunia pendidikan, baik pendidikan pondok pesantren maupun madrasah. 
 
"Di antara bukti perjuangan beliau yang masih terlihat sampai sekarang ini adalah Pondok Pesantren Hasanuddin Bandar Lampung dan madrasah Alkhairiyah di Lampung yang perintisnya adalah beliau," jelas Pengasuh Pesantren Darussaadah Gunungterang Bandar Lampung ini.
 
Sementara Nur Fuadi, Ketua PC IPNU Pesawaran menjelaskan, ziarah ini dilakukan dalam rangka napak tilas dan ngalap barakah santrinya KHM Hasyim Asy’ari di hari santri. 
 
"Mungkin saat ini baru bisa ziarah ke makam santrinya, ke depannya bisa ziarah bersama ke makam Hadratussyaikh," ungkap Fuad, sapaan karibnya.
 
Kegiatan ziarah juga dilakukan oleh para santri di Kabupaten Pringsewu ke Makam KH Ghalib yang berada di Kelurahan Pringsewu Barat. Para santri berziarah pada malam jelang puncak hari santri, Senin (21/10). Mereka bersama warga NU Kecamatan Pringsewu membaca tahlil, shalawat nariyah, dan doa bersama.
 
Pada kesempatan ziarah juga dipaparkan kisah hidup dan perjuang KH Ghalib saat berdakwah di Pringsewu hingga meninggal dunia oleh perwakilan keluarga. KH Ghalib gugur setelah ditembak oleh tentara Belanda pada tahun 1949.
 
KH Ghalib merupakan pejuang kemerdekaan yang patut diteladani. Dengan kemampuan ekonomi yang kuat, ia berdakwah dan berjuang mendidik para generasi muda sekaligus berjuang merebut kemerdekaan.
 
Saat ini nama pejuang kelahiran Mojosantren Jawa Timur ini diabadikan namanya pada masjid peninggalannya dan jalan raya KH Ghalib.
 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Ibnu Nawawi