Daerah

Pemberhalaan Materi Adalah Sumber Bencana

Ahad, 6 Oktober 2019 | 10:30 WIB

Pemberhalaan Materi Adalah Sumber Bencana

Ketua PAC ISNU Kalisat, Kabupaten Jember, Ahmad Badrus Sholihin (pegang mic) saat menjadi pemateri dalam Kajian Muslim Milenial di halaman Masjid Besar Al-Barokah, Kalisat, Sabtu (5/10) malam.

Jember, NU Online

Para pemuda harus memiliki idealisme dan berani berjuang untuk menegakkan idealisme tersebut. Tentu saja idealisme yang dimaksud adalah idealisme yang berpegangan kepada nilai-nilai kebenaran.

 

Demikian diungkapkan oleh Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) ISNU Kalisat, Kabupaten Jember, Ahmad Badrus Sholihin saat menjadi pemateri dalam Kajian Muslim Milenial di halaman Masjid Besar Al-Barokah, Kalisat, Sabtu (5/10) malam.

 

Menurut Ra Badrus, sapaan akrabnya, perjuangan untuk menegakkan idealisme memang tidak landai. Sebab tidak semua orang menyukai kebenaran. Tapi jika dilakukan dengan sungguh-sungguh seraya memohon pertolongan Allah, maka keberhasilan bisa diraih.

 

Ia lalu merujuk pada kisah Ashabul Kahfi. Katanya, mereka adalah para pemuda yang konsisten dan berani mempertahankan apa yang diyakininya. Meskipun mereka hanya bertujuh, dan menghadapi penguasa dan pengikutnya yang sangat kejam.

 

“Bisa dibayangkan, 7 orang pemuda melawan 1 kerajaan. Siapa yang menang? Allah menunjukkan kepada kita bahwa para pemuda yang tidur di gua itulah pemenang sejati. Kisah keteladanan mereka abadi,” ujarnya.

 

Ra Badrus menambahkan, di jaman sekarang, istiqamah di jalan kebenaran dan idealisme seperti Ashabul Kahfi masih relevan untuk diterapkan. Sebab, tantangan zaman semakin berat. Jika dulu Ashabul Kahfi melawan orang-orang yang syirik kepada dewa-dewa dan para penyembah berhala, maka kini musuh para pemuda adalah berhala-berhala materialisme. Yaitu orang-orang yang menjadikan materi dan uang sebagai tujuan hidup. Mereka yang menjadikan uang sebagai ‘tuhan’. Uang adalah satu-satunya yang mereka cintai.

 

“Inilah sumber malapetaka yang paling nyata. Korupsi, kolusi, nepotisme, dan kerusakan moral bangsa semuanya berpangkal dari pemberhalaan uang ini. Seharusnya ini juga menjadi perhatian kita semu,” tambahnya.

 

 

Untuk menghadapi ‘musuh-musuh’ itu, Ra Badrus menyebut setidaknya ada dua hal yang harus dilakukan generasi muda. Pertama, tekun mendalami ilmu pengetahuan di semua bidang dan disiplin ilmu. Tidak membeda-bedakan antara ilmu agama dan umum.

 

“Semua ilmu yang bermanfaat dan membawa maslahat, wajib dikuasai oleh para pemuda muslim. Ini syarat mutlak,” jelasnya.

 

Kedua, biasakanlah untuk hidup sederhana. Tujuannya agar terhindar dari sasaran diperbudak oleh materi dan uang. Diakuinya, uang itu penting tapi bukan segala-galanya.

 

“Uang sekadarnya saja, demi memenuhi kebutuhan pokok kita dan keluarga. Jika masih ada sisa, maka seharusnya untuk berjuang di jalan Allah, khususnya dalam upaya mengentaskan kemiskinan,” pungkasnya.

 

Pewarta: Aryudi AR

Editor: Ibnu Nawawi