Daerah

Pemilihan Rais dengan Model AHWA adalah Hasil Muktamar Situbondo

Sen, 26 Agustus 2019 | 10:30 WIB

Pemilihan Rais dengan Model AHWA adalah Hasil Muktamar Situbondo

Musyawarah AHWA MWCNU Pragaan, Sumenep. (Foto: Zubairi/NU Online)

Sumenep, NU Online
Dua sesepuh Nahdlatul Ulama di Pragaan, Sumenep, Jawa Timur yakni KH Baihaki Syafiuddin dan KH Aminuddin Jazuli menghadiri rapat pembentukan Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA). Hal tersebut beriringan dengan Konferensi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan, Ahad (25/8) yang digelar di kantor NU setempat.
 
KH Baihaqi Syafiuddin adalah tokoh sejarah yang terlibat langsung berdirinya Nahdlatul Ulama di Pragaan. Dirinya mengaku bahwa sebelum gerakan bermuara di NU dulunya gerakan bergerak atas nama Ansor Nahdlatul Ulama.
 
Dalam sambutannya dirinya mengingatkan beratnya tantangan ideologi NU kekinian. Wacana yang digelindingkan untuk menegaskan jati diri NU di tengah kehidupan masyarakat terus dibantah sejumlah lawan.
 
"Islam Nusantara yang jelas menegaskan corak Islam model Indonesia  terus dibantah sebagai Islam lain yang sesat. Padahal Islam Nusantara ya Islam yang mau pada tahlilan, manakiban, selamatan dan sejenisnya," katanyadi hadapan pengurus yang hadir.
 
Berbicara tentang AHWA, dirinya mendukung sistem tersebut dalam pemilihan  rais syuriyah.
 
"Tentunya sistem AHWA dimaksudkan untuk menghasilkan kepemimpinan yang lebih baik di lingkungan NU,” jelasnya.
 
Sementara itu KH Aminuddin Jazuli mengenang masa mudanya yang dikirim sebagai utusan termuda pada Muktamar 1984 di Situbondo. Dirinya mengemukakan bahwa selain menghasilkan kembalinya NU ke Khittah 1926, pada kesempatan tersebut juga terjadi penerimaan asas tunggal Pancasila. Termasuk menguatkan pemilihan rais aam dengan sistem AHWA.
 
"Sistem AHWA mengemuka di Muktamar di Situbondo. Saya yang hadir sendiri berpandangan AHWA adalah sistem yang pernah dilakukan di masa Khulafaur Rasyidin Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar," terangnya. Dan referensi sejarah tersebut sebagai dasar untuk menghasilkan pemimpin terbaik, lanjutnya.
 
Musyawarah dipimpin oleh Imam Sutaji dengan mengakomodir pendapat yang berkembang dari utusan masing masing ranting NU se-Kecamatan Pragaan.
 
Tabulasi AHWA yang masuk mengerucut kepada lima nama yaitu KH Baihaqi Syafiuddin, KH Aminuddin Jazuli, KH Zarkasyi Rokhim, KH Syawali Tamam dan KH Ahmad Junaidi Muarif.
 
Lima nama tersebut ditetapkan oleh Konferensi MWCNU Pragaan sebagai tim yang bertugas menunjuk Rais MWCNU Pragaan di kepengurusan yang akan datang. 
 
 
Pewarta: Zubairi Kariem
Editor: Ibnu Nawawi