Daerah ILMU FALAK

Penentuan Awal Bulan Tetap Menggunakan Rukyatul Hilal

Sel, 29 Oktober 2013 | 20:09 WIB

Malang, NU Online
Ahli falak yang tergabung dalam Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama harus tetap memegang teguh keyakinan para ulama NU dalam penentuan awal bulan hijriyah yakni menggunakan sistem rukyatul hilal. Ilmu hisab yang dipelajari juga harus berorientasi untuk mempermudah dan meneguhkan prinsip tersebut, bukan sebaliknya.<>

Permintaan ini disampaikan oleh Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur KH Miftahul Akhyar ketika memberikan pengarahan dalam acara Kaderisasi Ulama Hisab dan Rukyat Nahdlatul Ulama se Jawa Timur,  Jum'at (25/10) malam di Pondok Pesantren Al-Qur'an Nurul Huda 2 Singosari Malang.

"Itu (penentuan awal bulan hijriah dengan rukyatul hilal) merupakan satu dalalah (petunjuk) yang sharihah wa la yahtaju ilat takwil (sangat jelas dan tidak perlu ditakwil). Silakan Anda terus menggali ilmu hisab untuk mengetahui waktu-waktu tertentu yang ada kaitannya dengan ibadah. Tapi tetap tidak ada perubahan bahwa penentuan awal bulan hijriah harus dengan rukyat bil bashar," kata Kiai Miftah.

Selain itu, Pengasuh Pesantren Miftahus Sunnah Surabaya ini juga berpesan agar kaderisasi ahli falak mampu melahirkan generasi-generasi ahli falak yang mumpuni di lingkungan NU. Sebab, beberapa ulama ahli Falak di lingkungan NU sudah banyak yang meninggal. Lalu ketika terjadi perbedaan penentuan awal bulan, ahli falak NU juga harus berperan untuk mendampingi masyarakat supaya tetap bersikap dewasa.

"Ini keputusan agama, bisa bersatu bisa berbeda. Yang penting kita punya prinsip dan tidak ikut-ikutan. Kita juga harus tetap bersikap dewasa, jangan sampai perbedaan dalam penentuan awal bulan hijriah menimbulkan perpecahan atau bahkan permusuhan," lanjut Kiai Miftah.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (PW LFNU) Jawa Timur H Shofiyulloh mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu program tahunan yang rutin diselenggarakan sejak periode yang lalu.

PW Lajnah Falakiyah NU Jawa Timur mengadakan pelatihan semacam ini setidaknya dua kali dalam setahun. Materinya tidak hanya tentang teknis perhitungan dalam ilmu hisab, tapi juga pelatihan untuk membuat aplikasi ilmu hisab berbasis komputer.

"Kita tahu bahwa para ahli ilmu falak di lingkungan NU semakin langka, sementara permasalahan seputar hisab dan rukyat terus terjadi sepanjang kehidupan manusia. Makanya kami rutin mengadakan kaderisasi agar stok ahli falak di lingkungan NU terus terjaga. Dan seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, kami juga memanfaatkannya untuk membuat aplikasi-aplikasi perhitungan ilmu hisab berbasis komputer," terang pria yang akrab disapa Gus Shofi ini.

Pelatihan ini, lanjutnya, merupakan program perdana yang dilakukan oleh PW LFNU Jawa Timur periode 2013-2018. Kegiatan yang berlangsung dari Jum'at-Ahad (25-27/10) ini diikuti oleh 76 peserta yang terdiri dari utusan Pimpinan Cabang LFNU se Jawa Timur, utusan Kantor Kementerian Agama se Jawa Timur dan beberapa utusan pondok pesantren yang memiliki lembaga atau lajnah falakiyah.

Selain dihadiri Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur, pembukaan kegiatan ini juga dihadiir oleh Bupati Malang H Rendra Kresna.

Adapun materi yang dibahas adalah hisab gerhana matahari yang dipandu oleh Gus Shofi, hisab arah kiblat praktis oleh Ustadz Uzal Syahruna (Pengurus PW LFNU Jawa Timur), dan isu terkini seputar hisab dan rukyat oleh Dr KH Abd Salam Nawawi, MAg (Wakil Katib Syuriah PWNU Jawa Timur dan mantan Ketua PW LFNU Jawa Timur).

"Kali ini jadwal pelatihannya memang tentang teknis perhitungan dalam ilmu hisab. Insya Allah pada bulan Maret tahun depan, LFNU Jawa Timur akan mengadakan pelatihan berbasis teknologi yang materinya tentang aplikasi waktu shalat dan arah kiblat berbasis sistem android,'' terang Gus Shofi. (Syaifullah/Anam)