Daerah

Penghuni Panti Asuhan Bukan Warga Kelas Dua

Sel, 23 Maret 2021 | 11:00 WIB

Penghuni Panti Asuhan Bukan Warga Kelas Dua

Rais PWNU Jateng, KH Ubaidullah Shodaqoh (Foto: NU Online/Samsul Huda)

Semarang, NU Online 
Warga masyarakat yang tinggal di Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) atau panti asuhan sejatinya bukan warga kelas dua. Karena itu masyarakat harus menjaga martabat dan kehormatannya.

 

Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh mengatakan, menjadi penghuni LKS baik anak yatim, tidak mampu, atau lansia tentu bukan menjadi kemauan mereka, tetapi karena kondisi yang memaksa. 

 

"Selain itu juga berkat uluran tangan dari pihak-pihak yang memiliki kepedulian untuk membantu keluar dari berbagai kesulitannya dengan menampung mereka di LKS," kata Kiai Ubaid.

 

Menurutnya, justru karena itulah semangat dan rasa percaya diri mereka harus dibangkitkan dan diyakinkan bahwa mereka adalah juga warga yang memiliki kesetaraan dengan yang lain. Demikian juga para pengelola LKS, mereka adalah para pekerja sosial yang harus didorong dan diapresiasi semangat pengabdiannya.

 

Melalui Pengurus Pusat Gerakan Lembaga Sosial an-Nahdliyyah, kiai Ubaid berpesan salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu adalah dengan menghindari mobilisasi  anak-anak penghuni LKS mengikuti rangkaian kegiatan pembacaan doa untuk kepentingan pihak tertentu di luar panti atau LKS.

 

"Kalau ada pihak yang ingin didoakan anak-anak LKS, sebaiknya mereka datang langsung ke lokasi LKS sekaligus bersilaturahim dengan pengasuhnya. Perilaku ini akan meningkatkan moril dan semangat para penghuni dan pengasuh LKS. Dengan cara ini mereka akan merasa lebih dimanusiakan," tegasnya.

 

KH Ahmad Suhari kepada NU Online, Senin (22/3) mengatakan, nasehat Rais PWNU Jateng ini akan disampaikan kepada seluruh pengelola LKS anggota Gerakan Lembaga Sosial An Nahdliyyah. 

 

Menurutnya, melalui wadah yang menghimpun LKS berhaluan Aswaja ini diharapkan para pengasuh dan pengelola serta para penghuni panti mendapat sentuhan pembinaan dari para kiai NU.

 

"Kami ingin sekali LKS-LKS yang ada selain menjadi wadah pengasuhan sekaligus dapat menjadi wadah pembinaan kader-kader pemula NU," pungkasnya.

 

Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz