Daerah

Pentingnya Jauhkan Anak dari Gawai

NU Online  ·  Jumat, 11 Oktober 2019 | 09:30 WIB

Pentingnya Jauhkan Anak dari Gawai

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pringsewu H Marwansyah saat membuka Festival Mewarnai bagi anak Raudlatul Athfal (RA) dalam rangka Hari Santri 2019 di Pendopo Pringsewu, Jumat (11/10). (Foto: NU Online/Faizin)

Pringsewu, NU Online
Masa tumbuh kembang anak di era digital saat ini sudah mulai bergeser. Banyak anak yang kesehariannya tidak bisa lepas dari gawai (gadget). Waktu bermain mereka habis di depan layar android yang secara otomatis mengurangi gerak motorik sebagai aspek penting lain dalam pertumbuhan.

Hal ini diingatkan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pringsewu H Marwansyah saat membuka Festival Mewarnai bagi anak Raudlatul Athfal (RA) dalam rangka Hari Santri 2019 di Pendopo Pringsewu, Jumat (11/10).

"Jauhkan anak dari android. Di negara yang membuat android saja, anak-anak diatur dan dibatasi dari menggunakan gawai," katanya.

Penggunaan android secara berlebihan menurutnya dapat menggangu tumbuh kembang anak. Masa kanak-kanak adalah masa mereka bersosialisasi dengan lingkungan dengan berbagai aktivitas bermain. Sehingga ia pun menekankan tidak bolehnya para orang tua dan anak memaksakan anak belajar menulis dan berhitung dulu.

"Anak umur RA adalah golden age (umur emas) yang harus dimanfaatkan untuk mengenalkan baik dan buruk lingkungan, bahaya dan tidak bahaya, boleh dan tidaknya aktivitas. Mereka perlu main pasir, tanah, hujan-hujanan, dan manjat pohon," ungkapnya.

Namun semua itu harus mendapat pengawasan dan pendampingan para orang tua sebagai bentuk edukasi kepada anak. Di sinilah katanya pentingnya membatasi penggunaan gawai yang telah nyata membuat mereka kurang peka terhadap lingkungannya.

Marwansyah menyambut positif kegiatan Festival Mewarnai yang ia nilai mampu menjadi langkah mendidik anak untuk bergerak, bersosialisasi, dan melatih kreativitas motoriknya. Ketergantungan kepada gawai harus hilang dari para anak-anak Indonesia.

Kegiatan mewarnai ini diikuti oleh 1500 pelajar Raudlatul Athfal di Kabupaten Pringsewu yang pelaksanaannya di laksanakan selama dua hari. Hal ini dilakukan karena antusias peserta sangat tinggi sehingga dalam sehari dilombakan bagi 750 peserta.

Para anak-anak yang didamping guru serta para orang tuanya berkompetisi mewarnai gambar logo Ayo Mondok. Bagi yang menjadi juara, panitia sudah menyiapkan piala, serifikat, dan berbagai hadiah menarik di antaranya 6 unit sepeda.

Dengan hadiah sepeda ini menurut Koordinator Lomba Siti Aisyah diharapkan mampu mewujudkan harapan Kepala Kemenag Pringsewu agar anak-anak banyak bergerak.

"Semoga anak-anak kita menjadi generasi yang cerdas dan sehat serta peka terhadap lingkungan dengan tidak menghabiskan hari-harinya bersama gawai," pungkasnya.

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Fathoni Ahmad