Daerah KESEHATAN

Penyebab dan Bagaimana Mendiagnosa Penyakit Hamil Anggur

Sen, 30 November 2015 | 20:09 WIB

Sidoarjo, NU Online
Hamil Anggur (Mola Hidatidosa) adalah tumor jinak yang tumbuh dalam rahim, dimana kondisi tersebut terjadi saat sel telur yang sudah dibuahi dan plasenta tidak berkembang normal dan membentuk sekumpulan kista.

<>Berbagai macam penyebabnya. Terutama akibat ketidakseimbangan kromosom, kelainan saat satu sel telur (ovum) dibuahi oleh satu atau dua sel sperma yang salah satunya tidak menyampaikan informasi genetikanya. Hal inilah yang membagi dua kategori hamil anggur.

"Pertama, hamil anggur lengkap (complete mole) terjadi ketika ovum yang tanpa informasi genetika dibuahi oleh sperma dan nantinya tidak berkembang menjadi fetus, lama-kelamaan menjadi mole-mole/gelembung cysta yang memenuhi rahim. Kedua, hamil anggur sebagian (partial mole) disebabkan oleh satu sel telur normal dibuahi dua sperma, sehingga jaringan plasenta abnormal tumbuh bersama fetus yang juga abnormal. Umumnya akan mengalami kerusakan fatal dan tidak berkembang secara normal yang berakhir dengan abortus," kata dokter Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo, dr Sari Prabandari, Senin (30/11).

Pada kasus sekarang ini, hamil anggur terdapat peningkatan terutama di Benua Asia dan Afrika serta Amerika Latin. Diduga terdapat beberapa faktor yang meningkatkan resiko wanita mengalami hamil anggur, meliputi usia Ibu saat hamil cenderung lebih tinggi untuk wanita hamil kurang dari 20 tahun dan lebih dari 40 tahun, faktor Ras Asia, Afrika, Amerika Latin. Kemungkinan besar cenderung berkenaan dengan faktor asupan gizi (protein, asam folat) yang kurang di negara berkembang, pernah mengalami hamil anggur sebelumnya/ovum sudah patologi dan pernah keguguran (terutama 3x kehamilan).

Dr Sari menjelaskan, untuk mendiagnosa hamil anggur dapat diketahui dari rasa mual yang sering dan muntah di pagi/sepanjang hari. Komplikasi selanjutnya tekanan darah naik dan kadar tiroid meningkat sehingga harus diwaspadai gejala-gejala lainnya (ex:hipertensi). Perut kehamilan yang cepat membesar dibandingkan usia kehamilan normal umumnya. Dengan hasil test pack positif, namun tanpa disertai gerakan janin.

Pada trisemester I  kehamilan sering pendarahan dari vagina hingga timbul mole face yaitu wajah pucat kekuning-kuningan (Anemia) disertai keluar jaringan berbentuk anggur dari vagina, wanita yang mengalami Partial Mole, pada awal seperti wanita hamil secara normal akan tetapi perkembangan janin selanjutnya menjadi abnormal dan janin menjadi cacat hingga abortus, USG trisemester I (minggu 10-14) tidak terlihat adanya tulang janin. Kadar HCG saat tes darah semakin meningkat lebih tinggi hingga 3x dibandingkan dengan kehamilan normal.

"Setelah mengetahui penyebab dan mengapa bisa terjadi  hamil anggur, hingga bagaimana memastikannya, maka selanjutnya harus dipahami langkah penanganan hamil anggur untuk mencegah jaringan kista/anggur menjadi ganas. Operasi pengangkatan jaringan abnormal dapat melalui prosedur, kuret dan histerektomi (pengangkatan rahim) hanya jika anda tidak ingin memiliki keturunan lagi," jelas dokter yang bertugas di rumah sakit NU ini.

Selanjutnya dokter akan mengulangi pemerikasaan kadar hormone HCG 1-2 minggu paska pengangkatan. Hal ini mencegah terulangnya kembali mole. Pasien disarankan control berkala tiap dua minggu. Sampai setengah/satu tahun untuk memastikan tidak ada sel-sel abnormal kembali tumbuh. Apabila kadar HCG masih tinggi setelah kuretase pertama, maka dua minggu selanjutnya dapat dilakukan kuret yang kedua. Sangat penting mencegah komplikasinya hamil anggur menjadi penyakit trofoblastik karena harus membutuhkan kemoterapi. Selama menjalani proses pemantauan ini, pasien disarankan untuk menunda kehamilan. (Moh Kholidun/Abdullah Alawi)