Daerah

Pergunu Lampung "Cancut Taliwandha" Majukan Pendidikan

Kam, 3 September 2015 | 05:01 WIB

Bandar Lampung, NU Online
Pergunu Lampung cancut taliwandha atau turun gelanggang untuk berpartisipasi meningkatkan derajat pendidikan bagi pelajar kurang mampu. Sehubungan organisasi profesi mewadahi para ustadz, guru dan dosen NU ini dalam khidmah dan kiprahnya diharapkan sebagai syuhud tsaqafi (penggerak intelektual) dan sekaligus sebagai syuhud hadlori (penggerak peradaban).<>

"Hari ini kami memberangkatkan enam pelajar dari Lampung untuk menimba ilmu di Institute KH Abdul Chalim Pacet (IKHAC) Mojokerto Jawa Timur. PP Pergunu memberikan beasiswa meliputi biaya pendidikan sampai selesai, asrama dan makan," terang Ketua PW Pergunu Lampung Jamaluddin Malik di Bandar Lampung, Kamis (3/9).

Sebetulnya, Jamaluddin menambahkan, Pergunu Lampung hanya mendapat kuota dua calon mahasiswa. Tetapi berkat tekad kuat pengurus untuk terlibat memajukan generasi di "Bumi Ruwai Jurai", akhirnya direstui oleh pimpinan pusat menjadi enam orang.

"Kita telah berbagi informasi dengan pimpinan cabang mengenai beasiswa IKHAC tersebut. Akhirnya yang terjaring untuk berangkat dari Lampung Selatan dua orang, lalu Waykanan, Bandar Lampung, Lampung Tengah dan Pringsewu masing-masing satu orang," kata Jamal pula.

Pelepasan enam calon mahasiswa IKHAC akan berlangsung di Kantor PWNU Lampung Jalan Cut Mutia No 28 Teluk Betung Utara, Bandar Lampung dan direncanakan dipimpin langsung Ketua PWNU Lampung KH RM Soleh Bajuri.

Seperti organisasi induknya, NU, Pergunu memiliki sikap al-ikhlas (ketulusan), al-'adalah (keadilan), at-tawassuth (moderasi), at-tawazun (keseimbangan) dan at-tasamuh (toleransi) sehingga mampu berkomunikasi, berinteraksi dan bersosialisasi dengan berbagai kalangan masyarakat Indonesia yang majemuk dengan berbagai suku, etnis, kelompok masyarakat, agama dan kepercayaan.

Di Waykanan misalnya, Pergunu yang dipimpin Ali Tahan Uji telah berpartisipasi dalam Riungan Kebangsaan diselenggarakan Gusdurian Lampung menggelar diskusi lintas iman dan donor darah. (Gatot Arifianto/Fathoni)