Peringatan Harlah NU di Citayam Bogor Sederhana namun Khidmat
NU Online · Ahad, 28 Februari 2021 | 22:00 WIB
Kendi Setiawan
Penulis
Bogor, NU Online
Warga Nahdlatul Ulama Citayam, Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat turut menggelar peringatan hari lahir ke-98 Nahdlatul Ulama (Harlah NU), Sabtu (27/2). Harlah diisi dengan doa, dzikir, istighotsah, shalawatan bersama Majelis Ittihad Al Islami (MIA) di Aula Yayasan Baitul Ihsan Nusantara, Citayam Ragajaya Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Sebelumnya di tempat yang sama, diadakan Simaan Al-Qur’an bersama dengan para santri yayasan tersebut. Harlah NU tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun-tahun sebelumnya, di Yayasan Baitul Ihsan Nusantara yang merupakan pusat kegiatan NU di Citayam selalu mengadakan berbagai kegiatan. Lomba-lomba pun biasanya diadakan, seperti lomba adzan, cerdas cermat islami, puisi, ceramah dai cilik, dan tumpengan.
Namun, tahun ini diadakan dengan sederhana dan tidak banyak mengundang para jamaah. Tahun-tahun sebelumnya jamaah yang hadir bisa mencapai ratusan orang, tetapi kali ini terbatas hanya internal yayasan saja.
"Iya tahun ini kami mengadakan harlah NU dengan sangat sederhana dan khidmat, melihat situasi dan kondisi saat ini yang masih dalam masa pandemi. Harapannya adalah agar dakwah dan syiar NU di wilayah kami tetap berjalan," kata Kang Hakim, Ketua Program Yayasan, dalam rilis yang diterima NU Online.
Ia menjelaskan, rangkaian harlah NU dilakukan usai Maghrib berjamaah dilanjutkan dengan dzikir Ratibul Haddad hingga shalat Isya berjamaah. Setelah itu dzikir tahlil, Tawassul untuk para pendiri Nahdlatul Ulama yang langsung dipimpin oleh Kiai Hasan Syadzili, penasihat yayasan.
Berikutnya, pembacaan kitab Maulid Simtuddurrar karangan Habib Ali Al Habsyi yang langsung dipimpin oleh grup shalawat Ali Ridho Darbuka.
Doa Istighotsah langsung dipimpin oleh Kiai Muhammad Rizal Haris, ketua pengurus Cabang Jam'iyyah Qurro wal Huffadz (JQH) Kabupaten Bogor. Kiai Rizal juga sekaligus menyampaikan taushiyah kepada para jamaah.
"Membaca Surat Yasin secara berjamaah, dilanjutkan dengan dzikir, tahlil, dan tawassul. Itu semua adalah tradisi kaum Nahdliyin. Kita sebagai kader NU, yang pada hari ini merayakan harlah ya patut bersyukur, karena sampai saat ini tradisi demikian masih bisa kita jalankan dan lestarikan," ujar Kiai Haris.
Kiai Haris melanjutkan pentingnya kita menuntut ilmu kepada guru yang sanadnya bersambung dan jelas. "Nah, di Nahdlatul Ulama itu jelas sanad ilmunya dari para guru kita sampai ke Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari hingga ke Rasulullah SAW," ungkapnya.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua