Nasional

Tiga Poin Penting Berorganisasi menurut Ketum PBNU

Ahad, 28 Februari 2021 | 22:30 WIB

Tiga Poin Penting Berorganisasi menurut Ketum PBNU

Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj. (Foto: Dok. NU Online)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyampaikan pesan kepada warga Nahdliyin terkait tiga poin penting berorganisasi yang benar menurut Al-Qurā€™an Surah an-Nisa ayat 114 dalam sambutan Harlah NU ke-98 di Masjid Istiqlal, Sabtu (28/2) malam.


Pertama, sebuah organisasi harus memiliki agenda sedekah. ā€œDengan cara memobilisasi pendapatan zakat, infaq, wakaf, hibah untuk kepentingan umat. Jadikan pula zakat ini sebagai andalan perekonomian kita, jika sudah berjalan maka akan bermanfaat bagi semuanya,ā€ ungkap Kiai Said.


Di tengah kemerosotan ekonomi negara, Kiai Said meminta agar pemerintah menginstruksikan secara tegas kepada para pegawai negeri, BUMN, pengusaha muslim agar mengeluarkan zakat 2,5% dari hartanya. ā€œKita harus mendukung lembaga Badan Amil Zakat (Baznas) dan lembaga zakat lainnya di manapun berada jika ingin meretas kemiskinan,ā€ tegasnya.


Menurut Kiai Said, di daerah-daerah pelosok-pelosok desa sana banyak warga Nahdliyin yang bekerja sebagai buruh, petani, pedagang, masih merasakan kesulitan ekonomi. Mereka berada di bawah garis kemiskinan. Maka tidak boleh kita kenyang sendirian. Sekelompok orang kenyang sendirian sementara warga di sana masih ada yang merasakan kelaparan.


ā€œKedua, organisasi harus melakukan agenda maā€™ruf atau kebaikan. Cukup dua saja, dengan mengurusi pendidikan dan kesehatan saja sudah cukup,ā€ ujar Pengasuh Pesantren at-Tsaqafah Ciganjur Jagakarsa Jakarta Selatan itu.


Pendidikan, lanjut Kiai Said, merupakan tonggak peradaban. Karena masa depan bangsa ditentukan oleh kualitas pendidikan saat ini. ā€œJika pendidikan kita merosot bagaimana dengan masa depan anak cucu kita, budaya kita, karakter bangsa kita, jati diri bangsa kita. Semuanya itu sangat ditentukan oleh sistem pendidikan,ā€ tegasnya.Ā 


Oleh karena itu, Kiai Said mengajak seluruh warga Nahdliyin untuk benar-benar memerhatikan pendidikan tanpa terkecuali. Selain pendidikan, agenda penting lainnya ialah perhatian terhadap kesehatan.Ā 


ā€œInsyaallah, NU siap membantu pemerintah mensukseskan program penanganan Covid-19. Alhamdulillah, sampai hari ini tercatat lebih kurang 228 unit satgas Covid di pelbagai penjuru Nusantara,ā€ ungkap doktor jebolan Universitas Ummul Qura Arab Saudi itu.


Ketiga, kata Kiai Said, yaitu membentuk masyarakat yang shalih. ā€œShaleh di sini maksudnya masyarakat yang beragama, berbudaya, bermartabat, dan berakhlak. Suatu bangsa dikatakan bermartabat jika kesemua hal tersebut ada pada diri bangsa itu,ā€ ungkapnya.


Berbeda halnya dengan mengentaskan kemisikinan dan meningkatkan pendidikan yang mungkin saja beberapa tahun yang akan datang bisa terselesaikan. Menurutnya, membangun masyarakat shaleh sampai hari kiamat tidak akan selesai.


ā€œAgenda terakhir ini adalah yang paling sulit. Sebab, membangun masyarakat shaleh harus dimulai dari diri sendiri, dari warga NU itu sendiri. Di mulai dari pengurus pusat sampai pengurus ranting semuanya harus shaleh. Maka orang-orang di sekitarnya akan ikut shaleh juga,ā€ tandasnya.


ā€œMartabat bangsa tergantung akhlaknya kata Amir Syauqi Beik. Jika akhlaknya hancur, hancur pula bangsa tersebut. Dalam syaā€™ir ini yang disebut bukan agamanya. Tapi, akhlaknya. Sebagaimana contoh negara-negara barat seperti Swiss, Swedia, Finlandia, Belgia, negaranya makmur karena mereka disiplin, sadar hukum, tidak korupsi. Maka keadilan dan kesejahteraan benar-benar tercapai,ā€ ungkap Kiai Said.


Sambutan tersebut ditutup dengan peresmian media TVNU (sebelumnya bernama 164 Channel) serta peresmian aplikasi super NU Online yang sudah bisa diunduh melalui playstore. Acara tersebut disiarkan langsung melalui sejumlah kanal YouTube dan zoom meeting.


Kontributor: A Rachmi Fauziah
Editor: Musthofa Asrori