Daerah

Harmonis, Pengajian Maulid Nabi Digelar di Pure Bali

Rab, 21 Desember 2016 | 08:45 WIB

Jember, NU Online
Ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah merupakan modal penting bagi umat Islam dalam melakukan interaksi sosial. Sebab, dengan memegang teguh trilogi persaudaraan tersebut manusia akan hidup rukun dan damai dengan siapa pun berdampingan dan dimanapun berada.

Demikian diungkapkan Ketua PCNU Jember KH. Abdullah Syamsul Arifin saat  memberikan taushiyah dalam acara Peringatan Maulid Nabi  Muhammad SAW di Desa Kelan, Kecamatan Tuban, Kabupaten Badung, Bali, Senin (10/12) malam.

Menurut Gus A’ab, sapaan akrabnya, hidup yang tenang dan damai adalah salah satu bentuk  rahmat dari Allah. Untuk  memperoleh rahmat-Nya, maka manusia perlu menebar rahmat kepada seluruh penduduk bumi tanpa terpengaruh oleh perbedaan suku, agama, golongan bahkan aqidah dan agama. Intinya, ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan)  bisa dijalin dengan manusia mana pun tanpa harus tersekat oleh hal-hal yang berlatar-belakang SARA.

“Untuk mendapat rahmat Allah, kita juga harus memberikan rahmat kepada siapa pun, sehingga dengan demikian, Islam benar-benar hadir sebagai rahmatan lil’alamin. Bukan cuma rahmat bagi umat Islam atau kelompok tertentu,” ujarnya.

Yang unik, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut digelar di sebuah Pure. Pure yang terletak di  belakang bandara Ngurah Rai itu, memang direlakan oleh umat Hindu untuk dipakai sebagai tempat pengajian Maulid Nabi. Tidak hanya warga Hindu, bendese atau pimpinan adat setempat juga turut mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut.

Selain dihadiri umat Islam, jajaran PCNU Badung dan PWNU Provinsi Bali, sejumlah tokoh Hindu setempat juga hadir di pengajian tersebut. (Aryudi A. Razaq/Mahbib)