Daerah 1 ABAD NU

Peringati 1 Abad NU, Nahdliyin di Lamongan Bangkitkan Gairah Ekonomi

Rab, 1 Februari 2023 | 11:45 WIB

Peringati 1 Abad NU, Nahdliyin di Lamongan Bangkitkan Gairah Ekonomi

Pembukaan Bazar UMKM diselenggarakan oleh NU Sugio, Lamongan, Jawa Timur di Alun-alun setempat. (Foto: Dok panitia )

Lamongan, NU Online 
Ada hal berbeda dalam peringatan 1 abad Nahdlatul Ulama (NU) di Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Alun-alun Sugio dikelilingi oleh Bazar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) milik warga NU.


Ketua Panitia 1 Abad NU Sugio Syaiful Akbar mengatakan bahwa Bazar UMKM adalah salah satu dari kiat-kiat pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Sugio untuk meningkatkan pendapatan ekonomi warga NU secara umum dan Sugio pada khususnya.


Dengan harapan, pada usia abad kedua NU ini juga bisa lebih fokus pada kebangkitan ekonomi keumatan. Ekonomi adalah fondasi sebuah gerakan agar terus eksis dan bertahan di tengah gempuran globalisasi.


"Kita ingin meningkatkan perekonomian warga NU, makanya ada UMKM. Sehingga peringatan 1 abad ini diharapkan bisa sukses sebagai penyelenggara dan kebangkitan ekonomi," jelasnya, Selasa (31/1/2023).


Syaiful menambahkan bazar ini juga bertujuan membangkitkan gairah ekonomi masyarakat Sugio setelah dihantam badai pandemi Covid-19 selama bertahun-tahun.


Peringatan 1 abad NU di Kecamatan Sugio sudah dimulai sejak tanggal 8 Januari 2023. Rangkaian peringatan Harlah NU kali ini dimulai dengan pemasangan serentak bendera NU di seluruh ranting dan lembaga pendidikan dalam naungan NU se-Kecamatan Sugio. 


Selanjutnya, di hari yang sama, dilaksanakan penanaman 1000 Pohon produktif dan fogging di ruas jalan Dusun Gondangwaruk-Mojolebak. Dilanjutkan pada tanggal 15 Januari 2023, acara Sarasehan Aswaja di Masjid NU Desa Deketagung. 


Rangkaian kegiatan berikutnya, 26 Januari 2023 dilaksanakan tasyakuran dan doa untuk Keselamatan bangsa, bertempat di Mushola Klinik NU Sugio, di Dusun Bakalan, Desa Bakalrejo.


"Di acara puncak ini, digelar Bazar UMKM yang pesertanya merupakan warga NU secara umum. Ada banyak sekali jenis UMKM yang berasal dari lokal Sugio maupun luar Sugio," imbuh Syaiful.


Dikatakan Syaiful, secara umum jamiyah NU memiliki tiga isu utama yang diperjuangkan yaitu Nahdlatul Wathan, sebagai semangat nasionalisme dan politik, Taswirul Afkar, sebagai semangat pemikiran keilmuan dan keagamaan, serta Nahdlatut Tujjar (kebangkitan para pedagang) sebagai semangat pemberdayaan ekonomi.


Nahdlatut Tujjarr didirikan pada tahun 1918, otak utamanya yaitu seorang kiai karismatik bernama KH Wahab Chasbullah, seorang tokoh generasi pertama NU. Saat itu masyarakat mengalami penindasan ekonomi oleh penjajah, khususnya Kolonial Belanda.


Menurutnya, pemberdayaan ekonomi perlu digarap lebih maksimal lagi oleh NU, sehingga bisa mengubah kondisi kemiskinan penduduk Indonesia, tidak terkecuali masyarakat NU sendiri.


"NU Sugio juga bekerja sama dengan banyak pihak seperti Bank Jatim, Travel Umroh Permata Nur Hijaz, SMK NU Sugio, BMT Muamalat, Griya Emi, Wildan Sound System dan masih banyak lagi dalam menggerakkan ekonomi keumatan," imbuhnya.


Syaiful menjelaskan, beberapa pedagang menyediakan barang dagangan yang cukup unik di alun-alun Sugio seperti Suparni (German) yang menjual jajanan tempo dulu. Ada juga Ahmad Faisal Efendi (Sukosongo) yang menyediakan jasa sablon kaus dan alat hadrah.


Ada Cipto Tri Wahyono (Lebakadi) dengan barang dagangan berupa es durian kocok. Pengurus Anak Cabang IPNU IPPNU Sugio ikut serta menjual makanan ringan.


"Hari ini adalah kegiatan puncak resepsi 1 abad NU Sugio. Acara puncak hari ini diawali dengan pawai taaruf dan parade drumband, lomba mewarnai. Banyak pedagang yang panen untung," ujarnya.


Menyongsong usia di abad kedua, Rais MWCNU Sugio KH Nur Makhin meminta warga NU bersiap menatap masa depan lebih baik. Meskipun banyak prediksi dari pakar ekonomi di 2023 adalah tahun sulit.


"Menyongsong satu abad NU mari kita optimis bahwa kader-kader NU Sugio siap melaksanakan amanah dan siap berkhidmah ke masa depan yang lebih maju lagi untuk NU," tandasnya.


Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin