Jombang, NU Online
Memperingati Hari Pramuka Ke-57 tahun 2018, Pesantren Al-Ahsan Desa Sawahan, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur gelar upacara bendera, Selasa (14/8).
Bertempat di halaman pesantren, lengkap dengan seragam pramuka upacara dimulai pada pukul 07.00 WIB yang diikuti oleh seluruh santri putera-puteri dan dewan guru.
Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs)-Madrasah Aliyah (MA) Al-Ahsan Tunggul Prawoto mengatakan, segenap citivitas MTs dan MA Al-Ahsan mengucapkan selamat Hari Pramuka ke-57 tahun 2018 kepada seluruh adik-adik anggota pramuka pesantren dan masyarakat dunia umumnya.
"Dengan peringatan Hari Pramuka, jiwa kita harus tetap semangat, produktif inovatif berkarya untuk Indonesia. Sesuai tema hari ulang tahun "Pramuka perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jangan lelah mencintai Indonesia," katanya.
Tunggul juga menyampaikan, pramuka memiliki banyak sisi positif yang bisa dipadukan dengan budaya pesantren. Dalam pramuka diajarkan disiplin, hal inj juga diajarkan di pesantren seperti kewajiban santri untuk solat lima waktu.
"Pesantren kita sejak bertahun-tahun sudah mengadakan kegiatan pramuka. Dalam pramuka itu diajarkan kompak, disiplin dan tidak mudah menyerah dalam suasana apapun," bebernya.Â
Dikatakan, kpramukaan penting dan baik untuk membentuk karakter para santri. Apalagi mereka setelah lulus dari sini akan berdakwah dan pasti menemukan tantangan. Kalau sudah kita siapkan dari sekarang maka santri-santri ini pantang mundur.
Upacara peringatan hari pramuka ini juga dihiasi dengan kebolehannya para santri-santri menampilkan yel-yel pramuka. Mereka tampak khusyuk dan menikmati setiap moment upacara tersebut.
Selanjutnya, usai upacara bendera para santri langsung melakukan aksi cinta alam dan lingkungan dengan gotong royong membersihkan area pesantren dan madrasah. Beberapa siswa tanpa komando langsung mencabut rumput yang tumbuh di halaman pesantren. Di sini lain, beberapa santri puteri langsung mengambil sapu lidi dan menyapu halaman.
"Selama ada pramuka di sini banyak prestasi yang sudah diraih peserta didik. Karena semua anak itu istimewa dan punya bakat sendiri-sendiri, tinggal gurunya yang pandai mengasah," pungkas Tunggul. (Syarif Abdurrahman/Muiz)