Peringati Harlah NU Ke-93, NU Pringsewu Gelar Pelatihan Praktisi Ruqyah
NU Online · Kamis, 31 Januari 2019 | 07:30 WIB
Pringsewu, NU Online
Memperingati Hari Lahir NU Ke-93 tahun 2019, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu menggelar Pelatihan Praktisi Ruqyah di aula kantor PCNU Pringsewu Jl. Lintas Barat Pagelaran, Kamis (31/1).
Pelatihan praktisi ruqyah ini diselenggarakan atas kerjasama PCNU Pringsewu dengan Jam'iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) Provinsi Lampung dan diikuti oleh peserta yang tidak hanya dari Kabupaten Pringsewu, namun juga dari kabupaten lain seperti Pesawaran, Tanggamus dan Kota Bandarlampung.
Kegiatan ini juga merupakan langkah PCNU Pringsewu untuk lebih mendakwahkan amaliyah Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah melalui metode yang sudah dipraktikkan ulama NU sejak lama. Ruqyah atau lebih dikenal dengan istilah suwuk, merupakan cara menjadikan Al-Qur'an sebagai obat pertama dan utama atas segala penyakit, baik medis maupun non medis.
Baca: Ruqyah Aswaja Hadir Membentengi dari Klaim Wahabi“Ulama NU sudah melakukan ini sejak lama. Karena memang sudah tahu sejak lama. Nah, saat ini kelompok lain banyak yang menyebarkannya menggunakan istilah ruqyah. Padahal intinya sama saja,” kata H Mohammad Faozan, Wakil Ketua Tanfidziyyah PCNU Pringsewu di sela-sela hadir mengikuti pelatihan.
PCNU Pringsewu berharap para praktisi yang mengikuti pelatihan mampu lebih memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa ruqyah Aswaja berbeda dengan ruqyah lainnya yang sering mendeskreditkan dan mendoktrin agar pasien meninggalkan amaliyah NU.
Pelatihan ini menghadirkan langsung Dewan Pembina Pusat JRA Gus Allama A’lauddin yang memaparkan dan mempraktikkan metode ruqyah Aswaja. Selain materi dan praktik ruqyah, peserta juga mendapatkan berbagai materi penyembuhan yang digunakan oleh nabi di antaranya bekam dan gurah.
Baca: Metode Ruqyah Aswaja Makin Diminati Warga NU
Pada kesempatan tersebut, Gus Ama, panggilan karibnya berpesan kepada para praktisi ruqyah untuk tidak menjadikan praktisi ruqyah sebagai pekerjaan untuk mengumpulkan materi duniawi. Kemampuan meruqyah harus dipraktikkan secara ikhlas untuk membantu.
Terkait keberadaan dan hubungan organisasi JRA dengan NU, Gus Ama mengibaratkannya seperti kabel listrik. “JRA itu kabel, NU itu listriknya. Jadi JRA tidak akan berfungsi jika tidak bersinergi dengan NU. Kita akan senantiasa bersinergi mengawal Aswaja AN-Nahdliyyah melalui Banom dan lembaga di bawah Jam’iyyah NU,” terangnya.
Gus Ama juga memberikan apresiasinya kepada PCNU Pringsewu yang telah bersinergi dengan JRA Lampung dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Ia juga melihat NU Pringsewu sebagai miniatur NU di Sumatera terlihat dari aktifitas dan bangunan fisik kantor NU nya yang besar.
“Alfaqir telah menjelajahi kantor PCNU di Jawa Timur mulai Ngawi sampai Banyuwangi. Alfaqir agak sedikit kaget melihat bangunan (Kantor) PCNU Pringsewu ini, karena di Jawa Timur yang terkenal basis Nahdliyinnya sekalipun, tidak berlebihan bila saya mengatakan bahwa belum ada kantor PCNU di Jawa Timur se"keren" PCNU Pringsewu. Semoga kinerja calon pengurus JRA Pringsewu dan pengurus PCNU "lebih Keren " dari kantornya,” ungkapnya. (Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Tim TP2GP dan Kemensos Verifikasi Pengusulan Kiai Abbas sebagai Pahlawan Nasional
2
Atas Dorongan PBNU, Akan Digelar Jelajah Turots Nusantara
3
Rais Aam Sampaikan Bias Hak dan Batil Jadi Salah Satu Pertanda Kiamat
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Keutamaan & Amalan Istimewa di Hari Asyura – Puasa, Sedekah, dan Menyantuni Yatim
5
Jejak Mbah Ahmad Mutamakkin, Peletak Dasar Keilmuan, Pesantren, dan Pemberdayaan Masyarakat di Kajen
6
Pangkal Polemik ODOL Kegagalan Pemerintah Lakukan Tata Kelola Transportasi Logistik
Terkini
Lihat Semua