Peringati Sumpah Pemuda, MTs NU Sitail Gelar Upacara Bendera
NU Online · Sabtu, 28 Oktober 2017 | 14:35 WIB
Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke 89 dan memupuk rasa cinta tanah air, MTs Nahdlatul Ulama (NU) Sitail Jatinegara Kabupaten Tegal menggelar upacara bendera di halaman madrasah setempat, Sabtu (28/10).
Meski digelar sederhana, upacara yang diikuti jajaran guru, staf dan seluruh siswa madrasah berlangsung dengan khidmat.
Wakil Kepala MTs NU Sitail Tahmid selaku pembina upacara mengatakan, banyaknya masalah yang dialami negara Indonesia tercinta ini mengharuskan pemuda untuk lebih memupuk semangat mencintai bangsa Indonesia, menanamkan jiwa persatuan dan kesatuan serta menjaga bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
"Melihat keberadaan kita sekarang ini, mengartikan makna Sumpah Pemuda tidak hanya cukup menghafal teksnya, ‘satu tanah air Indonesia, satu bangsa bangsa Indonesia dan satu bahasa, satu bahasa Indonesia,’ akan tetapi harus benar-benar diaplikasikan di dalam kehidupan kita," tegasnya.
Selanjutnya, lanjut Tahmid, tugas sebagai pelajar adalah berusaha memajukan bangsa tercinta Indonesia dengan giat belajar, berprestasi serta melakukan hal-hal yang positif.
"Sebagai pelajar NU hendaknya menjadi pemuda yang memiliki semangat baja, seperti apa yang diungkapkan Proklamator RI Bung Karno ‘Berilah aku 10 pemuda biar aku goncangkan dunia ini,’ karena pemudalah yang memiliki semangat yang keras dan kuat untuk mempertahankan dan memperjuangkan apa yang telah diberikan oleh para pemuda pejuang kemerdekaan RI," tegas Tahmid mengutip ucapan Presiden RI pertama itu.
Kepala MTs NU Sitail Jatinegara Imron menuturkan, meskipun pelaksanaan upacara Hari Sumpah digelar sangat sederhana, yang terpenting adalah makna dalam upacara ini.
"Paling tidak siswa madrasah kami harus mengetahui bahwa 28 Oktober itu merupakan tanggal yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia sehingga tidak boleh dilewatkan begitu saja. Karena di sinilah awal mulanya muncul ide-ide cemerlang dan ikrar atau janji para tokoh-tokoh pemuda pada tahun 1928 untuk mengadakan pergerakan awal sebagai tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia," paparnya.
Moment ini, kata Imron, juga untuk mengingatkan kita untuk tidak lupa akan sejarah bangsa kita yang tercinta ini dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan menuju Indonesia yang merdeka. (Hasan/Alhafiz K)
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
4
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
5
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
6
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
Terkini
Lihat Semua