Perjalanan IPPNU Jombang Era 1955 hingga Sekarang Dibukukan
NU Online · Sabtu, 30 Juli 2016 | 21:03 WIB
Alumni Ikatan Pelajar Putri NU Jombang membukukan sejarah perjalanan organisasi dari awal berdiri hingga tahun 2016 ini. Buku sejarah banom termuda ini diluncurkan saat Halal Bihalal Majelis Alumni IPNU-IPPNU di Rumah Dinas Wakil Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab.
Lilik Maslamah, penulis buku Perjalanan IPPNU dari Masa ke Masa ini mengatakan, buku setebal 57 halaman ini menceritakan kiprah pelajar perempuan NU menyiapkan kader dalam mengawal perilaku kaum remaja di masanya. "Perjalanan aktivis perempuan khususnya di dalam organisasi IPPNU Jombang ternyata sudah ada sejak tahun 1955. Kita hanya sebagai penerus estafet kepeimpinan," ujar Ketua IPPNU Jombang tahun 2004 ini.
Aktivis perempuan pertama yang menduduki ketua dikatakannya, adalah dari kalangan santri, yang masih cucu dari pendiri NU KH Wahab Chasbullah. Ia adalah Wahibah Wahib, putri dari KH Wahib Wahab. "Kepemimpinan beliau tidak lama, karena beliau kemudian meninggal dunia. Beliau menjadi ketua di masa awal berdirinya IPPNU, pada tahun 1955, " kata Lilik.
Setelah Wahibah wafat, estafet kepemimpinan banom NU ini dipegang Hj Mundjidah Wahab, yang juga salah satu putri KH Wahab Chasbullah. "Alhamdulillah kader IPPNU Jombang sekarang diberi amanah menjabat Wakil Bupati Jombang. Ini adalah produk kaderisasi di IPPNU tahun 1965 hingga tahun 1967," kata Lilik.
Setelah sekian lama dipegang dari kalangan pesantren, pada sekitar tahun 1970 kepempinan IPPNU mulai bergeser dari pesantren. Musyarofah, santri perempuan ini dipilih melanjutkan kepemimpinan IPPNU dalam konferensi yang digelar di Pesantren Seblak Diwek Kabupaten Jombang.' Ada dinamika kepemimpinan di sini karenan Musyarofah bukan keluarga kiai bisa dipercaya memimpin IPPNU Jombang.
Kepempinan dari luar pesantren ini berjalan hingga tahun 80-an. Pada tahun 1993 kembali putri ulama pesantren, Mu'lina Shohib cucu KH Bisri Syansuri dari KH Shohib Bisri dipercaya menjadi Ketua IPPNU. “Jadi tidak hanya kalangan pesantren saja IPPNU dipimpin. Hanya satu kali saja, kepempinan akhirnya dilepas neng Mu'lina Shohib," katanya.
Sementra Mundjidah Wahab menyatakan bangga dengan kiprah IPNU-IPPNU sekarang ini. Kalau dulu konsolidasi memakai sepeda onthel, kini komunikasi sudah sangat canggih dengan adanya hp. "Seperti saya sekarang dipercaya menjadi Wakil Bupati Jombang adalah porses saat menjadi Ketua IPPNU. Saya minta IPNU dan IPPNU bisa lebih giat, seperti kegiatan olah raga saat bersama olda dan PWI Jombang.”
Hal yang sama juga dikatakan Hafidz Maksum, Ketua IPNU tahun 1965-an. Setelah selesai di IPNU, ia berkiprah di partai poitik bahkan dipercaya menjadi ketua kabupaten. "Saya dipercaya dua kali sebagai Wakil DPRD hingga menjadi anggota DPR RI. Kalau ada yang tidak mengakui berkat kaderisasi di IPNU, jelas salah,” ujar mantan politisi PPP yang kini menggeluti dunia pendidikan. (Muslim Abdurrahman/Alhafiz K)
Terpopuler
1
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
2
Istikmal, LF PBNU: 1 Rabiul Awal 1447 Jatuh pada Senin, Maulid Nabi 5 September
3
NU Banten Membangkitkan Akar Rumput
4
Rais Aam PBNU dan Sejumlah Kiai Terima Penghargaan dari Presiden Prabowo
5
IPNU-IPPNU dan PCINU Arab Saudi Dorong Tumbuhnya Tradisi Intelektual di Kalangan Pelajar
6
Dirut NU Online Dorong PCNU Kota Bekasi Perkuat Media dengan Ilmu Pengetahuan
Terkini
Lihat Semua