Daerah

Pesantren Al-Muayyad Bekali Santri dengan Kemampuan Analisis Sosial

Sen, 1 Februari 2016 | 16:30 WIB

Solo, NU Online
Untuk memberikan bekal kemampuan membaca realitas sosial dan tanda perubahan zaman yang ada di masyarakat, Pesantren Mahasiswa Al-Muayyad Cabang Windan menggelar Kelas Analisis Sosial (ansos), bertempat di aula pondok pada 26-28 Januari 2016.  

Pengasuh pondok, KH M Dian Nafi’ mengemukakan alasan dilaksanakannya kelas ini, “Membaca tanda-tanda perubahan zaman merupakan pilar keempat Islam yang seharusnya dimiliki setiap Muslim. Sebab, tanpa itu, umat Islam dapat terjebak pada kejumudan.”

Sebelumnya telah diungkapkan adanya hadits panjang berisi percakapan antara Nabi Muhammad dan Malaikat Jibril. Dijelaskan beberapa hal tentang agama Islam, di antaranya rukun Islam, rukun iman, dan ihsan. Tiga aspek tersebut selama ini diyakini sebagian besar kaum muslimin sebagai tiga pilar utama Islam. Padahal, dalam hadits yang sama disinggung pula soal tanda-tanda akhir zaman. 

Pelatihan ansos yang terselenggara berkat kerja sama Yayasan Bina Desa dan Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Muayyad Cabang Windan tersebut menghadirkan Fajar Sudarwo dari Institute for Research and Empowerment (IRE Yogyakarta) sebagai narasumber utama. 

Salah satu materi penting yang disampaikan oleh pembicara adalah ihwal kesadaran. Menurut Fajar Sudarwo –yang akrab disapa Kang Jarwo, kesadaran terbagi menjadi tiga jenis, antara lain kesadaran magis, naif, dan kritis. 

“Ketika seseorang sudah memiliki kesadaran kritis, ia akan berusaha untuk melakukan perubahan pada aspek sistem. Pada tingkatan ini, orang tersebut dapat membawa perubahan besar bagi masyarakat melalui advokasi ataupun cara-cara yang transformatif,” jelasnya. 

Koordinator pelaksana kelas ansos, Ahmad Asrof Fitri mengutarakan bahwa pelatihan semacam ini perlu digelar di berbagai pesantren. 

“Terutama di pesantren mahasiswa karena setelah lulus mereka akan terjun di tengah masyarakat dan melakukan pendampingan.” (Ahmad Asrof Fitri/Mukafi Niam)