Daerah

Pesantren Bahrul Ulum Terapkan Pengajian Daring Selama Ramadhan

Kam, 30 April 2020 | 06:00 WIB

Pesantren Bahrul Ulum Terapkan Pengajian Daring Selama Ramadhan

KH Jauharuddin saat live membaca kitab kuning di kediamannya. (Foto: Istimewa)

Jombang, NU Online
Sudah menjadi kebiasaan para kiai dan keluarga di Pesantren Bahrul Ulum, Kabupaten Jombang, Jawa Timur setiap Ramadhan mengadakan kajian kitab kuning. Ada puluhan majelis pengajian yang disediakan oleh pesantren untuk para santri dan masyarakat umum.
 
Namun, Ramadhan kali ini berubah 180 derajat. Dikarenakan ada wabah Covid-19, para santri terpaksa dipulangkan dan tidak diperkenankan kembali ke pesantren untuk ngaji selama Ramadhan. 
 
Menghadapi kenyataan ini, Pesantren Bahrul Ulum mengadakan puluhan pengajian online di akun media sosial asrama masing-masing. 
 
Tak kurang dari 42 asrama yang berada di bawah Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, hampir semuanya mengadakan pengajian online.
 
Hal ini dilakukan untuk menjaga rutinitas agar pengajian kitab kuning ini tetap bisa diikuti oleh para santri yang sedang berada di rumah masing-masing.
 
Humasy Pondok Pesantren Bahrul Ulum KH Jauharuddin Alfatih mengatakan, pilihan ngaji model online ini untuk jaga-jaga dan menghindari berkumpulnya massa sebagai langkah mencegah Covid-19.
 
"Kegiatan ini dimaksudkan untuk memaknai Ramadhan penuh berkah dengan mengaji karya ulama dan melestarikan tradisi luhur pesantren. Selain itu, metode online diterapkan agar bisa diakses semua santri yang berada di rumah," katanya, Rabu (29/4). 
 
Menurut Kiai Jauharudin, semangat dan keberkahan saat Ramadhan tidak boleh diisi dengan malas-malasan saja. Harus dihiasi dengan kegiatan positif. Salah satunya mengkhatamkan kitab klasik karya para ulama.
 
Kegiatan serupa juga dilakukan oleh madrasah di bawah naungan Bahrul Ulum. Tak ketinggalan pula pengajian online yang dilakukan oleh kampus di sekitar Bahrul Ulum.
 
"Bulan puasa tidak hanya dimaknai sebagai bulan dimana pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup. Tetapi juga dimaknai untuk belajar memahami karya ulama hebat. Mengaji ilmu itu 1000 kali ganjarannya dibanding ibadah lain," jelasnya.
 
Kedatangan Covid-19 menurut Kiai Jauharudin tidak boleh menghilangkan tradisi pesantren. Ini prinsip yang dipegang Pesantren Bahrul Ulum. Hanya saja caranya lebih kreatif dan sesuai SOP penanggulangan Covid-19.
 
Pria yang juga Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Jombang menjelaskan, di Kota Santri ini tidak ada pesantren yang bubar ngajinya di bulan suci Ramadhan 1441 H meskipu di tengah pandemi.
 
"Mengaji model online ini tidak menyalahi anjuran pemerintah dan bisa dinikmati santri ketika di rumah melalui live streaming," tegasnya.
 
Ia menambahkan, belajar tak harus bertatap muka dengan guru. Belajar bisa dilakukan di mana saja. Termasuk jarak jauh seperti saat ada Covid-19. Jiwa santri adalah jiwa pembelajar. Belajar di mana pun tempatnya.
 
"Saya berpesan kepada kepada santri untuk menjauhi kerumunan, jaga kesehatan, dan tetap belajar sebagai wasilah mendapatkan berkah ramadan," pesannya.
 
Sementara itu, salah satu santri Bahrul Ulum Choirurojikin mengatakan dirinya sengaja tak pulang karena bertugas menjaga pesantren.
 
Selain itu, ia juga bertugas membantu kiai dalam melakukan pengajian kitab kuning online selama Ramadhan. 
 
"Hingga saat ini pengajian berjalan lancar. Di sini yang buka pengajian online bukan hanya kiai, tapi bu nyai juga," bebernya.
 
Untuk waktu pelaksanaan ngaji online ini mengikuti jam salat lima waktu. Semua kegiatan dilaksanakan seusai shalat dan sebelumnya para santri sudah diberi tahu waktu ngajinya.
 
"Nanti dipantau kitabnya para santri setelah kembali ke pondok. Bahasa pesantren yaitu taftisan kitab," tandasnya.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman 
Editor: Syamsul Arifin