Daerah

Pesantren Sabilunnajah Brangsong, Kendal Resmikan BLK Komunitas

Jum, 6 Desember 2019 | 11:00 WIB

Pesantren Sabilunnajah Brangsong, Kendal Resmikan BLK Komunitas

Pembukaan BLK Komunitas di Pesantren Sabilunnajah Brangsong, Kendal. (Foto: NU Online/A Rifqi H)

Kendal, NU Online
Pondok pesantren harus terus memberikan solusi bagi masyarakat. Peran pesantren dalam membina masyarakat pun terus dikembangkan. Salah satunya dilakukan Pesantren Sabilunnajah Desa Penjalin, Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal, Jawa Tengah yang memiliki Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas sebagai unit baru pengembangan pesantren. 
 
Berada di sebuah desa, keberadaan BLK ini diharap dapat memaksimalkan peran pesantren dalam mendidik santri dan memberikan manfaat yang lebih bagi masyarakat.
 
"BLK ini mengambil jurusan bahasa," kata Kepala BLK Komunitas Sabilunnajah, Kiai Mandzur Labib saat meresmikan pelatihan angkatan pertama, Jumat (6/12) pagi.
 
Menurut penuturannya, BLK Komunitas merupakan program bantuan dari Kementrian Ketenaga Kerjaan yang mana fasilitas kepesertaan telah ditanggung, tak ada pungutan biaya bagi peserta. Karena itu, lanjutnya, para peserta bisa mengikuti ketentuan yang ada dalam pembelajaran bahasa Inggris agar mendapatkan kompetensi yang diharapkan.
Lebih lanjut Gus Mandzur mengungkapkan alasan BLK program bahasa sebagai pilihan yang harus diambil.
 
“Awalnya kita mau mengambil BLK pengolahan hasil pertanian, akan tetapi karena terkendala satu dan lain hal, maka kita tentukan untuk mengambil program bahasa," ucapnya.
 
Gus Mandzur menuturkan, meski hidup di dunia pesantren, bukan berarti bahasa Inggris tidak penting. Di lingkungan Yayasan Sabilunnajah sebenarnya telah memiliki beberapa tenaga pengajar bahasa Inggris sebelum mengirimkan peserta calon instruktur yang mengikuti Pendidikan Dasar (Dikdas) Instruktur Bahasa di BLK Surakarta beberapa bulan lalu. 
 
Menurutnya, bahasa inggris merupakan kompetensi dasar untuk bisa go internasional, baik itu bekerja maupun studi lanjut di luar negeri.
 
"Tidak ada salahnya santri ikut belajar bahasa Inggris. Kita tidak tahu masa depan. Siapa tahu nanti ada yang menjadi pengajar sekolah internasional yang pengantarnya harus berbahasa Inggris," katanya memotivasi.
 
Untuk diketahui, format pelatihan menggunakan skema front liner. Dengan demikian, kecakapan english conversation ala kantor harus dipelajari dengan baik. Hal ini merupakan sesuatu yang baru bagi santri dan masyarakat sekitar. Meski demikian, BLK juga diharapkan berperan dalam mengajar masyarakat yang berkeinginan bekerja di luar negeri.
 
Kepala Desa Penjalin, Suwondo mengaku senang adanya BLK di Yayasan Sabilunnajah. Ia berharap para santri dan masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan.
 
"Semoga dengan adanya BLKK ini bisa menjadikan kebanggaan Desa Penjalin. Semoga yayasan pesantren tambah tahun tambah maju," harapnya. 
 
 
Kontributor: A Rifqi H
Editor: Ibnu Nawawi