Daerah

Petani Santri Kiai Mojo: Saya Ikut Jejak Mbah Hasyim

NU Online  ·  Rabu, 3 Oktober 2018 | 12:45 WIB

Petani Santri Kiai Mojo: Saya Ikut Jejak Mbah Hasyim

Santri Kiai Mojo saat presentasi hasil pertanian di depan juri

Jombang, NU Online
Menjadi petani bukan pekerjaan jelek, apalagi masih banyak lahan yang bisa dimanfaatkan untuk menanam, seperti yang dilakukan santri yang mondok di Pesantren Kiai Mojo Tembelang Jombang, Muhammad Sabilil Faroshi Attamimi.

"Menjadi petani selama di pesantren dengan memenfaatkan waktu luang dan lahan milik pesantren telah menghasilkan pundi-pundi rupiah dan membantu pesantren," ujar Faroshi kepada NU Online, Rabu (3/10).

Menurutnya, dewasa ini jarang sekali ada santri yang mau menjadi petani. Dengan berbagai alasan, ada yang gengsi atau malu dan juga ada yang mengatakan masa depan jadi petani tidak jelas. Padahal bila diseriusi, maka bidang pertanian punya masa depan yang cerah.

Pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari adalag seorang ulama besar yang sangat peduli pada pertanian. Salah satu pemikiran Kiai Hasyim tentang tani dipublikasikan saat ia menulis tentang pentingnya bertani dengan judul Keoetamaan Bertjotjok Tanam dan Bertani. Tulisan satu halaman itu dimuat majalah Soeara Moeslimin Indonesia nomor 2 tahun ke-2, pada tanggal 19 Muharam 1363 H.

"Nahdlatul Ulama (NU) sangat peduli dengan pertanian dari dulu hingga sekarang. Mayoritas warga NU juga petani. Bahkan KH Hasbullah atau ayah KH Abdul Wahab Hasbullah merupakan seorang petani. Ia punya gudang padi yang banyak karena memiliki sawah cukup luas hingga tempat tinggalnya dinamakan Tambakberas. Dan kini diabadikan menjadi nama sebuah dusun," beber Kang Roshi.

Kang Roshi berharap suatu hari nanti para santri tidak lagi sungkan untuk bertani. Bertani yang ia maksud adalah tani dengan sentuhan teknologi dan ilmu pengetahuan. Ia juga siap membimbing para santri muda yang ingin belajar bercocok tanam buah naga dan ekonomi kreatif.

"Indonesia ini negara besar, bila perdagangan antar pulau saja sukses maka kita sudah seperti berdagang dengan beberapa negara. Apalagi sekarang pemerintah lewat Kementrian Pertanian sedang gencar menggarap ekspor produk pertanian. Ini peluang dan tantangan bagi kita," pungkas Kang Roshi. (Syarif Abdurrahman/Muiz)