Daerah

Pewarta NU Miliki Tugas Dakwah dan Sosial

Sen, 26 Agustus 2019 | 03:30 WIB

Pewarta NU Miliki Tugas Dakwah dan Sosial

Narasumber dan peserta Pelatihan Jurnalistik dan Forum Komunikasi PC Muslimat NU Jember. (Foto: dokumentasi panitia/NU Online)

Jember, NU Online 
Jangan remehkan profesi pewarta atau wartawan. Sebab, jenis profesi yang satu ini  sesungguhnya mempunyai misi yang  mulia. Salah satunya adalah dakwah. 
 
Demikian diungkapkan Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Mayang, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Ahmad Danial. Hal tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber dalam Pelatihan Jurnalistik dan Forum Komunikasi Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Jember di aula Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Desa Suren, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Ahad (25/8).
 
Menurutnya, pewarta mempunyai peluang besar untuk berdakwah, atau menyelipkan dakwah di tulisan-tulisannya. Apalagi saat ini cukup banyak media dalam jaringan atau daring yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana dakwah.
 
“Dakwah bisa dilakukan dengan vulgar, atau diselipkan di berita-berita yang kita tulis. Kita bahkan bisa membuat portal atau blog sendiri sebagai tempat menuangkan tulisan dakwah kita,” urainya.
 
Oleh karena itu, agar tulisan bisa menarik  dan enak dibaca, maka diperlukan keterampilan dalam menulis. Keterampilan tersebut terkait dengan cara penulisan berita, susunan bahasanya dan tentu saja pemilihan judul.
 
“Kalau sekadar bisa menulis, gampang, tapi untuk menjadi penulis yang bagus butuh latihan,” ungkapnya.
 
Ia menambahkan, wartawan atau penulis mempunyai tugas sosial sebagai salah satu pilar perubahan bangsa. Dengan tulisannya, diharapkan wartawan dapat memberikan pengaruh di tengah-tengah masyarakat  sehingga timbul perubahan ke arah yang lebih baik.
 
“Kita punya misi yakni dakwah dan sosial. Jadi apa yang kita tulis bukan hanya berita  yang hampa makna,” ujarnya.
 
Sementara itu, Ketua PC Muslimat NU Jember, Hj Emi Kusminarni menegaskan pihaknya terus mendorong  kader Muslimat  NU agar mempunyai keterampilan menulis.  Semakin banyak  kader Muslimat NU yang bisa menulis, semakin baik. Apalagi saat ini Muslimat NU sudah punya website sendiri.
 
“Website tersebut  tentu harus eksis. Sebab selain untuk meluaskan cakrawala Muslimat, juga sebagai jembatan antara Pimpinan Anak Cabang atau PAC dan Pimpinan Cabang Muslimat NU. Misalnya terkait dengan kegiatan PAC Muslimat, itu kan kita jadi tahu seperti apa tindakan selanjutnya,” tukasnya.
 
 
Pewarta: Aryudi AR 
Editor: Ibnu Nawawi