Garut, NU Online
Atase Kedutaan Besar Amerika Serikat Emily Abraham menyampaikan bahwa Indonesia dan Amerika memiliki banyak kesamaan, mulai dari jumlah penduduk yang besar, juga memiliki keberagaman agama, suku, ras, dan lain-lain.
Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan Seminar dan Workshop dengan tema Peace Stories for Peace Islam Society yang digelar Madrasah Digital bekerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika untuk Indonesia yang berlangsung Sabtu-Ahad, 25-26 Mei 2019 di Hotel Sampireun, Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Emily Abraham mengaku merasa sangat senang ketika berada di Indonesia, walaupun awalnya dia merasa takut ketika diberi tugas di Indonesia karena pemberitaan yang buruk terkait Indonesia dari media yang dibacanya.
"Namun di Amerika tidak memiliki ketentuan agama, maupun hal lainnya karena konstitusi Amerika bersifat sekuler. Semua perbedaan tersebut dilindungi karena merupakan kebebasan berekspresi, selama tidak mengancam dan juga mengambil hak-hak orang lain, semuanya dilindungi oleh konstitusi Amerika. Sehingga Amerika tidak memiliki data pasti terkait populasi muslim maupun agama lain di Amerika," jelasnya.
"Selain itu juga, agama mayoritas seperti Kristen, ikut andil dalam menjaga keharmonisan antar umat beragama, salah satunya memberikan ucapan selamat beribadah puasa kepada kaum muslim, dan menyediakan fasilitas ibadah kepada muslim untuk melaksanakan Ibadah mereka. Bahkan orang kristen di Amerika sering mengajak berbuka bersama bagi kaum muslim Amerika," pungkasnya.
Hal itu sejalan dengan kondisi Indonesia yang selalu melindungi kaum minoritas, salah satu contohnya adalah Banser NU yang selalu ikut menjaga Gereja ketika perayaan tertentu sedang berlangsung. Karena hal tersebut merupakan nilai kemanusiaan yang harus kita jaga bersama.
Peserta seminar yang mengikuti acara tersebut sebanyak 100 orang yang terdiri dari kaum milenial dari beberapa kabupaten, mereka merupakan perwakilan dari Garut, Bandung, Cianjur, dan Tasikmalaya, DKI Jakarta, Banten Serta Yogyakarta. (Muhammad Salim/Abdullah Alawi)