Daerah

PMII Jaktim: Kader PMII Harus Kuasai Ilmu Jurnalistik

Kam, 7 Maret 2019 | 12:00 WIB

PMII Jaktim: Kader PMII Harus Kuasai Ilmu Jurnalistik

Pelatihan jurnalistik PMII Jakarta Timur

Jakarta, NU Online
Komitmen kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jakarta Timur dalam penguasaan ilmu jurnalistik kian terwujud. Hal itu dapat dibuktikan dari terlaksananya kegiatan Pelatihan Jurnalistik oleh Pengurus Cabang (PC)  PMII Jakarta Timur, Senin (4/3). 

Ketua Cabang PMII Jakarta Timur,  Robiatul Adawiyah mengatakan, kegiatan pelatihan jurnalistik adalah kegiatan informal yang digagas pengurus PMII sebagai tindak lanjut dari kegiatan Pelatihan Kader Dasar (PKD) yang telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu.  

Menurutnya,  dari jumlah peserta yang mengikuti PKD dibagi menjadi empat kelas di antaranya adalah kelas Jurnalistik. "Diminta kepada peserta pelatihan jurnalistik dapat mengikuti seksama, inilah kaderisasi sesungguhnya," kata Wiwi (sapaan Rabiatul Adawiyah)  kepada NU Online, Kamis (7/3). 

Dikatakan, kaderisasi formal jangan sekedar formalitas agar bisa mengikuti kegiatan kaderisasi PMII selanjutnya, yakni Pelatihan Kader Lanjutan (PKL) Jaktim yang akan dilaksanakan beberapa bulan ke depan.

Ia menuturkan,  pelatihan juga sebagai upaya ikhtiar kaderisasi dalam mengubah orientasi kaderisasi, agar kader PMII dapat menguasai skill yang dapat dikembangkan kader dalam menghadapi perkembangan zaman. "Selain ideologi PMII,  pelatihan ini adalah untuk menambah kualitas dan kemampuan dasar yang harus dikuasai kader PMII," ujarnya. 

Sementara itu,  pemantik Pelatihan Jurnalistik yang juga Redaktur klikanggaran.com, Insan Kamil, menceritakan berbagai pengalamannya selama menjadi jurnalis.  

Menurut dia, saat menjadi mahasiswa dirinya memaksakan diri menulis. Bahkan ujar dia, tulisannya beberapa kali dimuat di Media Indonesa dan sejumlah media nasional. "Bahkan saya dulu pernah bergaya engan traktir temen kos dari honor menulis," ujarnya. 

Ia juga mengatakan, jika ingin menulis terutama sastra, menulis dengan topik-topik yang berbobot seperti sejarah dan topik lain yang kualitasnya sangat baik.  "Tidak hanya percintaan saja," katanya. (Abdul Rahman Ahdori/Muiz)