Semarang, NU Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Tengah mendesak pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan, merealisasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN/APBD, dan menolak kapitalisasi pendidikan.
Juru bicara PMII Jateng, Suharbadi di Semarang, Sabtu menyatakan, komersialisasi pendidikan menyebabkan pendidikan berbiaya mahal, sehingga hanya kalangan mampu saja yang bisa menikmati pendidikan, sedangkan masyarakat bawah dibiarkan tertinggal.
;Menurut PMII, penyelenggaraan pendidikan sampai saat ini masih belum berjalan sesuai dengan yang diinginkan pendiri bangsa, bahkan kekerasan demi kekerasan masih terjadi, seperti insiden di IPDN yang menyebabkan Cliff Muntu tewas.
PMII pada peringatan Hari Kartini, Sabtu berunjuk rasa di Bunderan Air Mancur dan kawasan Simpang Lima Semarang dengan mengusung tema pendidikan.
Menurut Subardi, peringatan Hari Kartini pada dasarnya sebangun dengan bidang pendidikan, karena perjuangan Kartini pada saat itu bagaimana perempuan bisa mendapat pendidikan sebagaimana kaum pria.
Ia menegaskan, hingga saat ini pemerintah belum konsisten menegakkan aturan pendidikan, bahkan dunia pendidikan masih kacau, baik dari sisi sistem maupun material.
"Buktinya masih ada kekerasan di dunia pendidikan seperti terjadi di IPDN. Anggaran pendidikan yang seharusnya 20 persen dari APBN juga belum terealisasi," katanya. (ant/kut)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua