Nasional

Tips Komunikasi Lembaga Filantropi Bersama Media

NU Online  ·  Jumat, 8 Agustus 2025 | 08:00 WIB

Tips Komunikasi Lembaga Filantropi Bersama Media

Redaktur Eksekutif NU Online Mahbub Khoiron saat menjelaskan tips bagi lembaga filantropi ketika hendak membangun komunikasi dengan media. (Foto: dok. LAZISNU)

Jakarta, NU Online

Redaktur Eksekutif NU Online Mahbib Khoiron mengatakan setelah memahami pentingnya media dan dunia jurnalistik untuk mendukung gerakan filantropi, hal yang kemudian perlu dimatangkan adalah strategi komunikasi yang efektif dengan kalangan media.


“Lembaga filantropi seperti NU Care-LAZISNU jika mempunyai kegiatan yang ingin dipublikasikan, atau pernyataan sikap maupun komentar-komentar resmi yang harus dipublikasikan dapat dikirimkan kepada media,” kata Mahbib saat mengisi kegiatan Smart Amil bertema Teknik Menjalin Komunikasi dan Relasi dengan Jurnalis Media akhir Juli 2025.


Mahbib mengatakan ada tiga poin yang harus diperhatikan betul-betul oleh lembaga filantropi sebelum mengirimkan bahan berita kepada media.


“Pertama harus jelas informasinya, jadi tidak berputar-putar. Yang kedua, relevan sesuai dengan isu atau momen. Yang ketiga tepat waktu,” kata Mahbib sebagaimana dalam dokumen yang diakses NU Online, Kamis (7/8/diakses


“Jadi jangan telat kirim. Ini penting. Memang proses ada verifikasi ke para pimpinan itu memang harus dilakukan ya. Birokrasi itu memang harus dilalui. Tetapi jangan sampai memakan waktu yang terlalu lama sehingga membuat apa yang ingin kita publikasikan ke masyarakat itu menjadi telat gitu,” ungkapnya.

Mahbib selanjutnya membeberkan apa saja yang dapat dikirimkan ke media.

“Bisa rilis pers, yang kedua statement resmi. Yang ketiga, data-data atau angka-angka yang sudah terverifikasi,” ungkapnya.


Karena itu, format yang dikirim ke media bisa berbagai macam, meskipun umumnya atau kebanyakan adalah bentuk tertulis.


“Sebenarnya juga bisa dalam bentuk video atau bahkan audio. Jadi media itu selain menerima rilis berupa teks, mereka itu juga menerima rilis dalam format video atau audio. Cuma yang memang paling mudah untuk mereka konsumsi itu formatnya adalah teks gitu,” lanjutnya.


Jika kiriman berupa teks yang sudah dalam struktur berita yang mudah dikutip, dengan narasumbernya yang juga jelas, biasanya media sangat sangat senang dan nyaman.


Membangun relasi profesional

Hal yang tak kalah penting adalah membangun relasi profesional untuk hubungan atau komunikasi dalam jangka panjang.


Mahbib mengibaratkan dalam membangun hubungan jangka panjang antara lembaga filantropi dengan media tidak seperti berkomunikasi dengan pedagang online.


”Kalau pedagang itu kan begitu kita kontak transaksi selesai gitu. Nah, dengan jurnalis mereka yang punya psikologi tertentu kalau bisa perlakuannya agak berbeda gitu. Jadi perspektifnya jangka panjang,” imbuh Mahbib dalam kegiatan yang diikuti secara daring oleh para pengurus dan manajemen NU Care-LAZISNU dari seluruh Indonesia.


Salah satu perlakukan yang dapat diterapkan, kata Mahbib, misalnya jangan hanya menghubungi hanya saat butuh liputan.


Kalau diposisikan media adalah sebagai mitra yang hadir juga di luar momentum acara atau kampanye yang diadakan lembaga filantropi.


“Ada acara buka puasa bersama misalnya ya undanglah mereka. Atau mungkin LAZISNU daerah punya perayaan apa gitu atau peringatan ulang tahunnya, mereka (media) juga bisa dilibatkan. Jadi tidak hanya mengundang mereka itu saat kita butuh liputan gitu. itu penting. Itu untuk menjaga hubungan emosional antara LAZISNU dengan jurnalis,” jelasnya.