Nasional

PBNU Terima Kunjungan Menlu RI, Selaraskan Agenda Diplomasi untuk Perdamaian Palestina

NU Online  ·  Kamis, 7 Agustus 2025 | 17:30 WIB

PBNU Terima Kunjungan Menlu RI, Selaraskan Agenda Diplomasi untuk Perdamaian Palestina

Ketum PBNU Gus Yahya saat berbincang dengan Menlu RI Sugiono membahas agenda diplomasi untuk perdamaian global, termasuk Palestina, di Gedung PBNU, Jakarta, pada Kamis (7/8/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menerima kunjungan Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Kamis (7/8/2025).


Pertemuan ini menjadi ruang untuk menyelaraskan agenda diplomasi Indonesia dengan inisiatif-inisiatif perdamaian global yang selama ini digagas oleh PBNU, khususnya terkait isu Palestina.


Gus Yahya menegaskan bahwa selama beberapa dekade, NU terus berupaya membangun inisiatif strategis dalam ranah internasional. Fokus utamanya adalah isu agama dan perdamaian dunia, yang harus berjalan seiring dengan arah kebijakan luar negeri pemerintah.


“NU sejak zaman Gus Dur hingga sekarang selalu bergerak dalam kerangka strategi besar yang laras dengan kebijakan luar negeri pemerintah. Tidak boleh berselisih arah. Karena itu, saya pun sejak lama berhubungan erat dengan NU untuk memastikan agar semua agenda internasional sejalan dengan kebijakan negara,” ujar Gus Yahya.


Pertemuan tersebut juga menjadi ajang memperkuat sinergi antara Kementerian Luar Negeri dan berbagai program internasional yang selama ini diinisiasi PBNU. Menteri Luar Negeri Sugiono menyampaikan bahwa kunjungan ini seharusnya sudah dilakukan sejak lama, dan ia menghormati posisi strategis PBNU dalam mendukung diplomasi Indonesia di tingkat global.


“Sebenarnya ini pertemuan yang tertunda cukup lama karena kesibukan kami masing-masing. Gus Yahya sempat minta bertemu di kantor Kemlu, tapi saya merasa lebih tepat jika saya yang datang ke PBNU,” ujar Sugiono.


Menlu Sugiono menilai Gus Yahya bukanlah sosok asing bagi jajaran diplomasi Indonesia. Ia telah lama menjadi mitra diskusi dan penyumbang gagasan strategis, termasuk dalam forum global yang salah satunya adalah Religions Twenty (R20).


“Kami mendapati bahwa kerja sama antara Kementerian Luar Negeri dan PBNU memiliki banyak titik temu. NU melalui berbagai inisiatif keagamaannya telah menjadi mitra penting dalam membangun diplomasi yang inklusif dan damai,” ujar Sugiono.


Selain membahas penguatan kerja sama diplomatik, pertemuan ini juga menyinggung bantuan kemanusiaan Indonesia untuk Palestina. Menlu Sugiono mengungkapkan bahwa pemerintah tengah menyiapkan pengiriman 10 ribu ton beras ke wilayah konflik tersebut, yang kini sedang dibahas secara teknis.


“Kami sedang menyiapkan pengiriman bantuan itu melalui jalur darat karena opsi air drop sangat berisiko. Kami juga sedang berkoordinasi dengan negara-negara mitra seperti Yordania dan Mesir agar bantuan ini bisa segera tersalurkan,” jelas Menlu.


Ia menambahkan, undangan dari pemerintah Yordania untuk melakukan penerjunan bantuan telah diterima, dan kini tengah dikoordinasikan lebih lanjut dengan berbagai pihak, termasuk Istana dan Presiden.


“Seruan agar akses bantuan kemanusiaan dibuka terus kami suarakan. Sudah terlalu banyak korban dan kelaparan. Ini harus menjadi perhatian bersama komunitas internasional,” tegasnya.