Daerah

PMII Komisariat Brawijaya Tadarus Puisi 28 Bait

NU Online  ·  Senin, 28 Oktober 2013 | 07:02 WIB

Malang, NU Online
PMII Komisariat Brawijaya Malang, Jawa Timur memperingati Sumpah Pemuda dan jasa pahlawan zaman dahulu dengan menadaruskan puisi berjumlah 28 bait. Sedikitnya 150 kader PMII bergerak dari Gazebo Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dan berhenti di jalan Veteran Kota Malang, Sabtu (27/10).
<>
Tadarus puisi 28 bait dimulai usai sambutan pengurus komisariat PMII. Puisi 28 bait berjudul Pemuda dan Nasionalisme karya Sulung Irham Malakian. Puisi dibaca bergiliran secara teaterikal oleh masing-masing utusan delapan rayon yang ada di bawah naungan PMII Komisariat Brawijaya.

Saat yang sama, kader PMII lain menyimak dengan khidmat hingga tadarus puisi selesai. Usai tadarus, sejumlah kader PMII Komisariat Brawijaya berorasi.

“Naskah tadarus puisi itu ditulis khusus untuk memperingati Sumpah Pemuda malam ini,” kata sulung Irham.

Dengan dresscode warna hitam, kesemarakan peringatan Sumpah Pemuda di malam hari menjadi lebih tampak. Mars dan hymne PMII melantun tanpa jeda hingga koodinator lapangan aksi Nugroho Habibi meminta massa diam sejenak untuk mendengarkan sambutan ketua komisariat.

Ketua PMII Komisariat Brawijaya Muhammad Imbarothur Mowaviq menyampaikan banyak hal terkait semangat pemuda. Menurutnya, pemuda harus ditunjang nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan keindonesiaan yang kuat.

Sementara koordinator wakil ketua bidang gerakan Jawoto Tri Prabowo menambahkan, “Para pemimpin bangsa Indonesia seperti Soekarno, Hatta, Tan Malaka, dan lainnya sudah menjadi pemimpin gerakan pembebasan sejak umur dua puluhan. Setelah mereka tiada, apakah bangsa ini masih berbahasa satu bahasa Indonesia? Apakah masih bertumpah darah tanah air Indonesia? Apakah masih tetap berbangsa Indonesia? Apakah pemuda zaman sekarang masih pantas disebut sebagai kekuatan moral intelektual?”

Aksi Sumpah Pemuda berakhir pada jam 22.00 WIB setelah berlangsung selama sekitar tiga jam lebih. Aksi ini diakhiri pendeklarasian ulang teks Sumpah Pemuda dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sebelum berakhir, mereka menyempatkan diri berdoa bersama untuk para pahlawan, pemuda yang terlibat dalam Sumpah Pemuda delapan puluh lima tahun silam, dan untuk kebaikan NKRI. (Fatah/Alhafiz K)