Daerah

PMII Kudus Gelisahkan Kearifan Lokal Terlupakan

Sen, 31 Januari 2011 | 09:48 WIB

Kudus, NU Online
Semakin tenggelamnya tradisi maupun budaya lokal dikalangan masyarakat, mengundang kegelisahan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa islam Indonesia (PMII) kabupaten Kudus. Jum’at (28/1) malam , organisasi mahasiswa ekstra kampus  ini mengadakan pagelaran musik bambu dan jagongan gayeng kebudayaan bertema “ kearifan local yang terlupakan” bertempat di Olah-olah Padepokan Seni Kudus. Tampil sebagai pembicara , Dosen Universitas Muria Kudus Widjanarko, ketua Dewan kesenian Kudus (DKK) Aris Junaidi, wartawan suara merdeka Aditya Armetriyanto dan anggota DPRD Kudus Mawahib Afkar.

Ketua PC PMII Kudus Amir Faisol  mengatakan banyak kearifan local  telah terberangus globalisasi  sehingga mengakibatkan kearifan local banyak yang hilang dan tidak dikenal masyarakat. Bahkan sekarang ini  generasi muda termasuk anak-anak memiliki kecenderungan mengenal budaya luar dibanding budayanya sendiri.
<>
“Kalau kita tidak ingin generasi sekarang dijajah budaya luar terus, mari kita membangkitkan kembali kearifan local yang pelan-pelan mulai hilang ini dengan mempertahankannya,”katanya saat menjadi moderator.

Menurut Faisol, pihaknya memperhatikan kebudayaan local  merupakan salah satu gerakan PMII dalam mewujudkan  peradaban masyarakat. “Kebudayaan menjadi prioritas PMII karena kebudayaan mampu membentuk kehidupan masyarakat lebih arif ,penuh etika dan estetika,”tandasnya.

Acara yang dihadiri ratusan aktifis PMII  dan sejumlah pekerja seni itu, dipentaskan musik bambu  yang dimainkan komunitas Empu Palman dari Kalinyamatan Jepara. Selain itu juga, ada pembacaan puisi dari pegiat teater PMII Kudus. (adb)