PMII Polman Turut Peringati Haul Keempat Gus Dur
NU Online · Jumat, 3 Januari 2014 | 01:00 WIB
Polewali Mandar, NU Online
Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat memperingati haul keempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di pelataran depan sekretariat PMII Cabang Polman, di kompleks Pekkabata pada Rabu (1/12).
<>
PMII mengemas haul ini dengan beberapa kegiatan seperti Yasinan, pemutaran dokumenter Gus Dur dan taushiah yang dibawakan KH Syibli Sahabuddin mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Barat.
Ketua PMII Cabang Polman Samsul Bahri mengatakan, melalui hal ini, mencoba mendialogkan konsep yang dibangun Gus Dur, yaitu humanisasi, menciptakan manusia yang memanusiakan dan merekontruksi tradisi ke NU-an.
Sementara Busyra, Sekertaris umum PMII Cabang Polman, Indonesia saat ini masih jauh dari apa yang selama ini Gus Dur perjuangkan dan yang dicita-citakan Gus Dur.
Busyra melanjutkan, hal ini terbukti dalam kurun waktu tahun 2013 masih banyak kekerasan yang terjadi serta masih adanya teroris yang bermunculan. ”Kita selaku umat Muslim patutlah merangkul semua kelompok minoritas tanpa membeda bedakan, karna hanya satu yang kita pertahankan sebagai warga negara, yaitu NKRI harga mati,” tegasnya.
Pernyataaan dua aktivis PMII tersebut dibenarkan oleh KH Syibli Sahabuddin dalam taushiahnya. Menurut dia, Gus Dur dalam mempertahankan pluralitas itu tidak main-main.
Menurut KH Syibli Sahabuddin, jika Gus Dur masih hidup melihat kondisi Indonesia saat ini, pasti ia kecewa karena tidak sesuai yang diharapkan. “Kita lihat sekarang korupsi sesuatu yang telanjang di mata kita. Penegakan hukum juga “semena-mena”,” tuturnya.
Ia menambahkan, hukum hari ini masih “suka-suka” orang hukum sendiri. Banyak yang tidak memenuhi keadilan masyarakat. “Padahal asas hukum itu kan harus memenuhi keadilan. Saya bisa bilang jika Gus Dur masih hidup, maka GusDur akan menangis melihat Indonesai hari ini,” tegasnya.
KH Syibli Sahabuddin juga menyinggung perdebatan yang sangat hot di jejaring sosial seperti Facebook, Twiter mengenai mengucapkan selamat Natal kepada kaum Kristiani. Sebagian orang berpendapat menngucapkannya haram dan bahkan sampai ada yang mengkafirkan.
Syibli mencoba meluruskan. Menurut dia, mengatakan yang tidak mau mengucapkan ya jangan mengucapkan. “Jadi yang tidak mau mengucapkan selamat Natal tidak perlu merasa mulia dari orang yang mengucapkan selamat Natal. Islam tidak sesederhana itu. Islam cakupannya luas,” jelasnya.
Haul ber tema “4 Tahun Sepulang Gus Dur Apa Kabar Indonesia?”ini diahadiri pengurus dan anggota PMII Cabang Polman, Komisariat UNASMAN, Rayon UNASMAN serta IKA PMII dan Warga Nahdliyin di Polewali Mandar. (Bucci Busyra/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
2
Buka Workshop Jurnalistik Filantropi, Savic Ali Ajak Jurnalis Muda Teladani KH Mahfudz Siddiq
3
Lembaga Falakiyah PBNU Rilis Data Rukyatul Hilal Awal Dzulhijjah 1446 H
4
Khutbah Jumat: Relasi Atasan dan Bawahan di Dunia Kerja menurut Islam
5
Khutbah Jumat: Menanamkan Nilai Antikorupsi kepada Anak Sejak Dini
6
Ojol Minta DPR RI Tekan Menhub Revisi Dua Aturan soal Transportasi Online
Terkini
Lihat Semua