PMII Purwokerto Seminarkan Pembangunanan Nasional Menurut GBHN
NU Online · Ahad, 18 Mei 2014 | 23:30 WIB
Purwokerto, NU Online
Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Purwokerto mengadakan seminar nasional sekaligus dengar pendapat umum tentang penataan sistem ketatanegaraan Indonesia melalui perubahan UUD NRI tahun 1945 di gedung City Walk Centre, Purwokerto, Jawa Tengah, Sabtu (17/5).
<>
"Seminar ini kita gelar dengan tujuan untuk membekali kader-kader PMII dengan wacana pembanguanan yang komprehensif sebagai bagian dari ikhtiar PMII untuk berkiprah dan berkonstrubusi untuk kemajuan bangsa Indonesia," ujar Ilham, Ketua PC PMII Purwokerto.
Salah seorang anggota DPR RI, Drs. Ahmad Muqowwam; serta dosen FISIP Unsoed Purwojerto, Ahmad Rofiq, menjadi pembicara dalam acara tersebut.
Ahmad Muqowwam mengatakan, "Acara dengar pendapat ini dimaksudkan untuk mendengarkan aspirasi PMII, sebagai bagian dari generasi terbaik bangsa, supaya semua komponen bangsa dapat menyampaikan aspirasi secara maksimal.”
Menurutnya, kritisisme dari para aktivis muda ini harus berbanding lurus dengan upaya untuk memajukan Bangsa. Saat menyampaikan makalah "Reformulasi Sistem Pembangunanan Nasional Model GBHN, Muqowwam mengatakan pentingnya pembangunan berkelanjutan dengan pedoman yang jelas, sehingga tolok ukur dan capaian-capaiannya juga jelas.
“Hal ini penting untuk dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat dengan langkah langkah yang strategis," paparnya.
Ditambahan, keberadaan cetak biru pembangunan, seperti GBHN, akan dapat memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat., yang saat ini dirasakan tidak maksimal, gara-gara perbedaan latar belakang partai politik para kepala daerah, antara pemerintah di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten.
PMII diharapkan mampu menyediakan kader-kader terbaik dengan disiplin ilmu yang beragam untuk menyongsong kemajuan Indonesia. Hal ini sangat penting sebab model pembangunanan Indonesia. Salah satu problem pembanguanna di Indonesia adalah tidak singkronnya data-data yang dijadikan rujukan untuk menentukan standar hidup masyarakat. PMII dapat menjadi konstributor penting dengan latar belakang kelimuan yang dimiliki.
"Potensi PMII memang sangat besar, melalui forum dengar pendapat umum, seperti ini, PMII dapat memberikan rekomendasi untuk penyempurnaan tata pemerintahan kita," ujar Ahmad Rofiq yang sekaligus juga Mabincab PMII Purwokerto.
Dalam rangkaian acara itu, Miftakul Azis, kandidat ketua umum PB PMII juga menyampaikan visi baru kaderisasi PMII. Dalam pertemuannya dengan pengurus dan kader cabang PMII di Purwokerto, dia mengatakan, PMII sebagai organisasi kemahasiswaan terbesar di Indonesia yang juga anak dari Nahdlatul Ulama memiliki tidak kurang dari 250 cabang yang telah berdiri di setiap kabupaten/kota seluruh Indonesia.
“Komisariat PMII (juga) telah berdiri hampir di setiap perguruan tinggi di Indonesia dengan aneka ragam displin keilmuan. Maka sudah seharusnya visi baru kaderisasi PMII kami bangun untuk mengembangkan dan memberikan ruang agar potensi kader dan organisasi PMII dapat berkembang lebih baik,” tuturnya. (Bonie/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua