Daerah

Psikolog: Keluarga, Madrasah Utama bagi Anak

Sel, 10 September 2019 | 14:00 WIB

Psikolog: Keluarga, Madrasah Utama bagi Anak

FGD pendidikan anak, Pemkab Tegal, Jateng

Tegal, NU Online
Psikolog asal Kabupaten Tegal Rachmawati mengatakan, keluarga mempunyai peran besar bagi pertumbuhan sang anak. Karena keluarga merupakan laboratorium untuk menyiapkan anak-anak menjadi generasi yang berkualitas dan berperilaku baik untuk masa yang akan datang.
 
"Keluargalah yang bisa menjadikan anak sebagai geerasi unggul di masa depan, bukan guru apalagi lingkungan," ujarnya.
 
Hal tersebut disampaikan saat acara Kabar Bupatiku dengan tema "Mencegah Kenakalan dan Pergaulan Bebas Remaja", di Studio Mini Humas Pemkab Tegal, Senin (9/9).
 
"Maka tak heran, keluarga adalah madrasah utama bagi anak. Madrasah pertama dalam proses pendidikan manusia, yang membawa peran penting dalam kehidupan," ujarnya
.
Sejalan dengan itu, lanjutnya, adanya pengawasan serta komunikasi yang baik dari orang tua, tentunya peristiwa maupun kasus kenakalan dan pergaulan bebas remaja yang sedang terjadi dapat diminimalisir.
 
"Kita perlu lihat lagi pola asuh orang tua terhadap anaknya. Karena banyak anak yang kelihatannya baik-baik saja, maka orang tua tidak merasa khawatir. Padahal orang tua tidak tahu, apa yang sedang dikerjakan oleh anak di depan komputer atau di gadgetnya. Apakah pernah mendiskusikan itu semua?," tutur Rachma.
 
Untuk itu, menurut Rachma yang juga ASN di BKD Kabupaten Tegal itu, hal yang harus dilakukan adalah jalin komunikasi dengan anak sejak dini. Karena, menurutnya ketika dari kecil anak mulai merasa nyaman terhadap orang tua, maka sampai dewasa anak akan merasa nyaman dan aman saat bercerita kepada orang tua. 
 
"Tapi ketika dari kecil si anak bercerita kepada orang tua dan orang tua mengabaikannya, maka si anak akan enggan bercerita dengan orang tua. Sehingga, ia akan menemukan orang lain dan bercerita ke orang lain. Yang dikhawatirkan adalah menemukan orang yang salah. Hal ini kemudian yang menjadi permasalahannya," katanya.
 
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal H Ahmad Wasyari menyampaikan bahwa keterbatasan ekonomi, waktu, dan pengetahuan mengakibatkan orang tua tidak mampu menjadi madrasah utama anak. Maka, di sinilah peran pendidikan atau seorang guru. 
 
"Guru harus mampu memposisikan diri sebagai orang tua, tempat berlindung dan bernaung untuk anak-anak. Guru harus menjadi tempat bertanya dan tempat belajar untuk anak-anak. Guru juga harus menjadi teman atau tempat curhat anak," ungkap pria yang juga Ketua PCNU Kabupaten Tegal itu.
 
Di sisi lain, Kasat Reskrim Polres Tegal AKP Bambang Purnomo mengatakan, selama menangani kasus tentang kenakalan remaja banyak dilatarbelakangi oleh keluarga yang broken home atau keluarga tidak harmonis. Dari keluarga yang tidak harmonis ini, dapat membawa dampak mental dan psikologis terhadap anak. 
 
"Seperti kasus di Cerih kemarin, korban berasal dari keluarga yang broken home. Bahkan jarak rumah korban dan pelaku tidak jauh dari mushala," terang Bambang.
 
Kabid Pemberdayaan Perempuan Dinas P3AP2KB Tien Mei Antiyas menuturkan apabila masyarakat mendapati atau menjadi korban pelecehan seksual maupun kekerasan, dapat melaporkan langsung ke Dinas P3AP2KB. 
 
"Kami sudah bersinergi dengan lembaga terkait seperti LBH, Kepolisian maupun Dikbud, kami juga menyediakan jasa psikolog secara gratis," terang Tien. 

Kontributor: Nurkhasan
Editor: Muiz