Jember, NU Online
Puisi yang dikumandangkan Neno Warisman dalam dalam Malam Munajat 212 di Monas, Jakarta, Kamis (21/2) lalu, tak perlu ditanggapi berlebihan. Sebab, tanggapan yang berlebihan justru semakin menaikkan ‘rating’ puisi yang berlebel doa tersebut.
Demikian disampaikan Ketua PC Muslimat NU Jember, Hj Emi Kusminarni saat memberikan pengarahan dalam pertemuan rutin Muslimat NU di Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, Jember, Jawa Timur, Ahad (24/2).
Menurutnya, menjelang perhelatan akbar demokrasi, suasana damai dan kondusif harus tetap terjaga. Jangan sampai ajang Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pilpres mengorbankan persatuan dan persaudaraan.
"Suasana sekarang memang panas, tapi jangan sampai kita ikut kepanasan. Beda pilihan itu sudah biasa, tapi persatuan dan persaudaraan tetap harus dijaga," ucapnya.
Namun secara pribadi, Hj Emi menilai isi puisi Neno Warisman itu cukup tendensius, dan tak sepatutnya dibaca di acara yang katanya steril dari politik itu. Sebab, kontennya sangat menyudutkan pihak lain, seolah-olah mereka kafir semua. Sementara diri dan kelompoknya sendiri, dicitrakan sebagai sangat Islami.
“Saya tidak tahu ya, apakah doa-doa seperti itu, Allah sudi mengabulkan. Itu doa politik yang sesungguhnya ingin mengabarkan kepada khalayak bahwa mereka layak didukung karena sangat islami,” urainya (Aryudi AR).
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
5
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
6
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
Terkini
Lihat Semua