Daerah

PWNU Jabar Paparkan Pentingnya Miliki Database dan Konsolidasi

Ahad, 2 Februari 2020 | 17:15 WIB

PWNU Jabar Paparkan Pentingnya Miliki Database dan Konsolidasi

Kunjungan PWNU Jawa Barat di Kantor PCNU Subang. (Foto: Dok. PWNU Jabar)

Subang, NU Online
Memiliki database dan konsolidasi merupakan aspek utama yang tidak boleh ditinggalkan dalam berorganisasi. Sebab, keduanya bisa menjadi kunci sukses dalam menjalankan visi misi yang sudah dicanangkan. Mengingat hal itu, para pengurus NU di semua tingkatkan perlu mempunyai data semua pengurus serta meningkatkan konsolidasi.

Demikian disampaikan Wakil Ketua PWNU Jawa Barat KH Lukman Hakim saat mengisi acara Kunjungan PWNU Jawa Barat di Kantor PCNU Subang, Jalan Darmodiharjo No 4, Kelurahan Sukamelang, Subang, Jawa Barat, Sabtu (1/2).

“Apalagi di era industri 4.0 seperti sekarang ini, para pengusaha sukses kelas dunia adalah mereka yang memiliki kemampuan dalam menghimpun database untuk kemudian dikonsolidasi dan disinergikan,” ujar kiai muda dari Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon itu.

Dalam kegiatan yang dihadiri pengurus harian PCNU Subang itu, Kiai Lukman menyebut beberapa pengusaha nasional dan internasional yang tidak memiliki usaha nyata di lapangan. Namun, bisa sukses karena keberhasilannya dalam menghimpun database.

“Jeffrey Preston Bezos, CEO Amazon saat ini menjadi orang terkaya di dunia karena dia berhasil menghimpun database pedagang dari seluruh dunia termasuk Indonesia, yang menarik adalah dia sendiri tidak punya toko,” ungkapnya.

Selain itu, sambungnya, kesuksesan Mark Zuckerberg yang berhasil menjadi milyarder melalui iklan di Facebook itu tidak lepas dari kemampuannya dalam mengumpulkan database masyarakat dunia. Bahkan, uniknya masyarakat dengan sukarela memberikan data mereka kepada Facebook melalui biodata maupun status dan komentarnya.

“Ada lagi seorang milyarder muda dari India yang baru berusia 25 tahun dan sukses mendirikan perusahaan start up OYO yang mempunyai database hotel di seluruh dunia. Lagi-lagi dia tidak punya hotel,” tukasnya.

Di tingkat nasional, Kiai Lukman menyebut aplikasi Gojek dan Grab yang memiliki data tukang ojek, driver, dan restoran yang ada di Indonesia. Padahal, pemiliknya tidak memiliki restoran atau menjadikan kendaraannya sendiri sebagai alat transportasi umum.

“Belum lagi Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan lain sebagainya. Para pemiliknya hanya menghimpun data pedagang kemudian dikonsolidasi dan disinergikan, padahal di darat mereka tidak punya toko,” sambungnya.

Untuk itu, kata dia, PWNU Jawa Barat sedang berikhtiar akan menghimpun database pengurus dan jamaah yang ada di seluruh tingkat cabang dan ranting untuk kemudian bisa dikonsolidasikan. Jika upaya ini berhasil dilakukan maka akan menjadi kekuatan yang luar biasa.

“Penduduk Jawa Barat itu sekitar 46 juta orang. Misal kalau setengahnya saja katakanlah NU, berarti ada 23 juta orang. Akan tetapi, itu harus dibuktikan dengan data, bukan hanya klaim semata,” tandasnya.

Selain itu, ia pun mendorong PCNU Subang untuk memunculkan salah satu tokoh NU di media sosial agar dakwah Islam Ahlussunah Wal Jamaah An-Nahdliyah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

Kontributor: Aiz Luthfi
Editor: Musthofa Asrori