Daerah

Rais NU Jateng Minta Pertanian Jadi Prioritas Kebijakan Pengurus

Sen, 23 November 2020 | 09:30 WIB

Rais NU Jateng Minta Pertanian Jadi Prioritas Kebijakan Pengurus

Rais Syuriyah PWNU Jateng KH Ubaidillah Shodaqoh (paling kanan) mengatakan ilmu pertanian termasuk ilmu yuntafa'u bih, yakni ilmu yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat. (Foto: Istimewa)

Semarang, NU Online
Rais Syuriyah PWNU Jateng KH Ubaidillah Shodaqoh menyampaikan pesan agar pertanian menjadi prioritas kebijakan pengurus NU.

 

"Kami dipesan kasepuhan agar memperhatikan pertanian, karena hasil pertanian merupakan makanan pokok masyarakat," tegasnya saat menjadi narasumber halaqoh dan ngopi bareng Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) se-Jateng di Limpung Batang, Ahad (22/11).

 

Kiai Ubaid menjelaskan jika nutrisi yang dibutuhkan masyarakat tidak tercukupi maka daya tahan tubuh akan menurun. "Tentunya yang lebih mengerti tentang pertanian adalah para petani, sehingga keberadaan petani perlu mendapat advokasi yang baik dari LPPNU," paparnya.

 

Menurutnya, ilmu pertanian termasuk ilmu yuntafa'u bih, yakni ilmu yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat.

 

Kehidupan petani barokah
Dalam acara pembukaan, Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng HM Muzamil mengatakan, kalau dikalkulasi secara matematis, biaya pengeluaran untuk pertanian seperti mengolah tanah, pengadaan bibit, pupuk, perawatan, dan hasil pertaniannya, tentu tidak sebanding karena fluktuatif hasilnya.

 

"Kadang berhasil baik, kadang tidak. Namun alhamdulillah, kehidupan para petani dan buruh tani menjadi lebih barokah," ujarnya.

 

Lebih lanjut ia mengatakan jumlah petani di Jateng sebanyak 2,8 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, menurutnya mayoritas adalah Nahdliyin. Karenanya ia mengharapkan agar pengurus LPPNU Jateng memberikan alternatif solusi agar produktivitas kerja petani bertambah jumlah dan kualitasnya yang lebih baik.

 

Suroso Abdurrozaq, Ketua PLPPNU PWNU Jateng menyampaikan, bagaimana LPPNU mendorong petani yang Aswaja, mampu bertani sesuai ajaran Aswaja. "Misalnya dahulu, para petani sebelum menanam tanaman, berwudhu terlebih dahulu. Kemudian mengadakan acara selamatan, sehingga hasilnya barokah, menghasilkan kebaikan-kebaikan," ungkapnya.

 

"Sebagai warga NU, kita harus bisa menindaklanjuti dawuh-dawuh para kiai," ujarnya.

 

Editor: Kendi Setiawan