Daerah JIHAD PAGI

Rasulullah, Pencari Ilmu, dan Seutas Tali Panjang

Ahad, 21 April 2019 | 04:00 WIB

Rasulullah, Pencari Ilmu, dan Seutas Tali Panjang

KH Lukman Hakim Hamid

Pringsewu, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hamid Cilangkap, Jakarta KH Lukman Hakim Hamid (Gus Lukman) mengibaratkan seseorang yang sedang menuntut ilmu seperti memegang seutas tali panjang. Ia sedang memegang salah satu ujung tali dan di ujung satunya dipegang oleh Rasulullah SAW.

"Mengaji itu cara kita sampai ke Rasulullah SAW. Dengan menggerakkan tali ini, getarannya kita harapkan sampai kepada Rasul," jelas Gus Lukman saat menyampaikan materi pentingnya mencari ilmu dari lahir sampai liang lahat pada Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi) di Gedung NU Pringsewu, Lampung, Ahad (21/4).

Ia menyebut umat Nabi yang terus mencari ilmu sebagai umat Nabi Hakikatan (umat Nabi yang sebenar-benarnya). Namun ia mengingatkan bahwa umat yang dimaksud di sini adalah yang mencari ilmu dengan guru dan sanad atau silsilah jelas sampai dengan Rasulullah SAW.

"Hati-hati saat ini mulai banyak orang yang mencari ilmu dari guru yang tidak jelas. Banyak yang salah aturan dalam belajar karena tidak mempunyai silsilah jelas. Zaman now banyak yang salah alamat belajar dengan google. Kalau ngajinya nggak jelas maka alamat ilmunya juga tidak jelas," jelasnya.

Selain menekankan pentingnya silsilah keilmuan yang jelas, Gus Lukman juga mengingatkan tentang keistiqomahan dalam mencari ilmu. Keistiqomahan menurutnya mampu membawa keberkahan dan karamah (kemuliaan) tersendiri bagi si pencari ilmu.

"Yang penting dari mengaji adalah istiqomah. Jangan niatannya mencari karamah. Ketika kita bisa istiqomah, maka karamah akan datang sendiri. Al Istiqomatu khairun min alfi karamah, Istiqomah lebih baik dari seribu karamah," terangnya.

Berbagai keutamaan lain pun akan didapatkan oleh orang yang dengan istiqomah mengaji. Siapa yang hadir di sebuah majelis ilmu memiliki keutamaan lebih banyak dari shalat seribu rakaat.

"Paham atau tidaknya saat mengaji itu tergantung masing-masing. Bisa jadi banyak yang tidak paham apa yang disampaikan dalam majelis ilmu tadi. Namun keberkahan lah yang akan didapatkan," terangnya.

Mengaji dan keberkahan ilmu yang didapat, lanjut pria Betawi yang sangat fasih berbahasa Jawa ini, akan berpengaruh terhadap kualitas kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Proses mengaji di dunia merupakan upaya menjadikan tanaman yang ditanam didunia bisa dipanen dengan baik di akhirat.

"Addunya mazra'atul akhirat. Dunia ini adalah lahan cocok tanam bagi akhirat," ungkap Gus Lukman pada Jihad Pagi yang dihadiri tokoh agama Kabupaten Pringsewu di antaranya Bupati Pringsewu KH Sujadi, Ketua Umum MUI Kabupaten Pringsewu KH Hambali, dan Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu H Taufik Qurrahim ini. (Muhammad Faizin)