Daerah

Rektor Harapkan KKN Mahasiswa IIQ An-Nur Yogyakarta Tak Sekadar Formalitas

Sab, 30 Desember 2017 | 23:30 WIB

Yogyakarta, NU Online
Antusiasme mahasiswa dalam mengikuti Pembekalan KKN, Sabtu (30/12) di Auditorium IIQ An-Nur sangat positif. Hal ini diharapkan sebagai signal yang bagus untuk membuktikan bahwa mahasiswa IIQ An-Nur bukan sekedar pencari ilmu dan penuntut ilmu, namun juga sebagai penyebar dan pengamal ilmu, hingga siap menjadi agen perubahan.

"Pelaksanaan KKN pada tahun ini diharapkan jauh lebih berkualitas dan mendatangkan manfaat kepada masyarakat," ungkapkan Ketua Panitia sekaligus Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat IIQ An-Nur Yogyakarta, Muslim.

Oleh sebab itu, lanjutnya, pengetatan proses dan persyaratan peserta KKN semakin dimaksimalkan dan difokuskan pada pembinaan diri para calon peserta.

"Setidaknya setiap calon peserta KKN harus lulus Baca Tulis Al-Qur’an, dan Khutbah Jumat sesuai dengan standar yang ditentukan oleh IIQ An-Nur," papar Muslim.

Hal itu agar KKN IIQ An-Nur terus berbenah dan memaksimalkan perannya dalam menumbuhkan kreativitas dan dharma mahasiswa.

Heri Kuswanto, Rektor IIQ An-Nur menyampaikan agar nilai-nilai dan moral agama Islam, yaitu Al-Qur’an tetap melekat pada diri mahasiswa peserta, KKN bukanlah sekadar formalitas atau kegiatan akademik semata yang hanya dilaksanakan sebagai pelengkap persyaratan untuk menempuh dan menyelesaikan studi sarjana.

"Akan tetapi, KKN harus dijadikan sebagai wadah dan kesempatan untuk mengaplikasikan teori-teori keilmuan yang didapat di bangku kuliah. Di samping itu, kesempatan ini menjadi hal penting bagi setiap mahasiswa untuk memahami, baik memahami diri sendiri, memahami teman, dan memahami masyarakat," urai Rektor.

Pihaknya berharap kehadiran mahasiswa IIQ An-Nur di masyarakat menjadi pemberi solusi dan kemaslahatan.

Sementara itu, KH Yasin Nawawi, Ketua Yayasan An-Nur berpesan kepada seluruh peserta KKN untuk menyadari bahwa di pundak mereka ada tanggung jawab yang sangat besar.

"Tidak hanya tanggung jawab pribadi, namun juga tanggung jawab institusi IIQ, dan terlebih-lebih tanggung jawab agama Islam. Karena peserta KKN menjunjung nama Al-Qur’an yang tidak hanya sebagai prinsip dasar IIQ, namun juga kitab suci umat Islam yang sangat sakral," ujar Kiai Nawawi.
 
Dikatakan, peserta KKN harus menggali kreativitas, perspektif, dan kepekaan dalam menjalani masa KKN.

"Ketiga hal inilah yang menjadi kunci sukses mahasiswa dalam bermasyarakat," tegas Kiai Nawawi.

Namun demikian, ketiga prinsip ini harus diisi dengan nilai manfaat dan maslahat. Hal ini disebabkan karena, prinsip dan kesadaran untuk menjadi bermanfaat dan mendatangkan maslahat akan otomatis mengasah ketiga hal di atas.

"Kemanfaatan serta kemaslahatan insyaallah akan membawa keberkahan. Inilah yang disabdakan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW: Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya," pungkasnya.

KKN IIQ An-NUr dilaksanakan mulai 20 Januari 2018 di Desa Sidorejo, Kulon Progo. (Red: Kendi Setiawan)