Daerah

Rektor IAIN Jember: Berkat Doa Kiai, Setapak Lagi UIN KHAS

Sen, 16 November 2020 | 02:30 WIB

Rektor IAIN Jember: Berkat Doa Kiai, Setapak Lagi UIN KHAS

Rektor IAIN Jember H Babun Suharto (kiri) menerima surat tentang Persetujuan Permohonan Izin Prakarsa Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden menjadi UIN Jember

Jember, NU Online
Perjalanan panjang upaya alih status Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) akhirnya membuahkan hasil. Tinggal selangkah lagi, status baru IAIN Jember sudah benar-benar dikantongi. Ini menyusul terbitnya Persetujuan Permohonan Izin Prakarsa Penyusunan atas 6 (enam) Rancangan Peraturan Presiden tentang Universitas Islam Negeri.


Persetujuan tersebut tertuang dalam surat Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), ditujukan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), tertanggal 12 November 2020. Surat persetujuan tersebut diserahkan Kementerian Sekretaris Negara kepada Rektor IAIN Jember, H Babun Suharto di Jakarta, Jumat (13/11) lalu.


“Jadi gongnya adalah Perpres (Peraturan Prersiden). Begitu Perpres keluar, Jember sudah resmi memiliki UIN. Pembahasan soal Perpres paling lambat harus dilaksanakan 14 hari terhitung sejak terbitnya surat persetujuan itu,” ungkap Babun di Kampus IAIN Jember, Senin (16/19) pagi.


Perjuangan petinggi IAIN Jember untuk meningkatkan statusnya menjadi UIN, sungguh tidak mudah. Langkah sudah dimulai sejak sekian tahun yang lalu dengan mengubah status Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) menjadi IAIN Jember. Sebab ini suatu keniscayaan jika ingin meningkatkan status ke level di atasnya, UIN.


Dalam rentang waktu menunggu tersebut, segala persiapan dilakukan dan semua persyaratan teknis dan administratif dipenuhi, termasuk persyaratan luas lahan dan jumlah mahasiswa. Bahkan hingga hari ini kelengkapan asesoris masih dilakukan, di antaranya adalah menggelar sayembara logo, hymne, dan mars UIN KH Achmad Siddiq.


“Secara akademik, IAIN Jember juga sudah menyiapkan filosofi keilmuan, konsep integrasi, penambahan dan pengembangan fakultas dan program studi, serta roadmap pengembangan kampus secara umum,” tambah H Babun.


Tidak hanya itu, mantan Ketua GP Ansor Jember itu juga bergerak di jalur spiritual demi kesuksesan perubahan status tersebut. Ia tak jarang sowan ke sejumlah kiai untuk meminta dukungan sekaligus doa agar jalan IAIN Jember menuju UIN diberi kelapangan oleh Allah.


“Berkat doa kiai, dan usaha kita semua, insyaallah setapak lagi Jember memiliki UIN. Ini bukan hanya kebanggaan masyarakat Jember tapi juga kebanggaan warga tapal kuda dan sebagainya,” ujarnya.


H Babun menegaskan, pemilihan nama KH Achmad Siddiq sudah melalui pertimbangan yang matang. Katanya, KH Achmad Siddiq merupakan tokoh lokal Jember yang kiprahnya menasional. Beliaulah yang mendamaikan ketegangan antara kelompok pro dengan kontra azas tunggal Pancasila melalui logika argumentasinya yang mengesankan saat Muktamar NU di Sitobondo, Jawa Timur (1984).


“IAIN Jember ingin memberikan penghargaan kepada Kiai Achmad Siddiq dengan mencantumkan namanya di papan UIN  nanti,” pungkasnya.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin