Daerah TRADISI RAMADHAN

Rela Antre Demi Mendapatkan Bubur Samin

Ahad, 12 Juni 2016 | 03:20 WIB

Solo, NU Online
Menjelang tiba waktu ashar di hari kelima Ramadhan 1437 H, Jumat (10/6), lalu lalang kendaraan di jalanan sekitar Kampung Jayengan Solo, Jawa Tengah, masih tampak sepi. Namun, tidak demikian bila Anda masuk pada sebuah gang, tepatnya di kompleks Masjid Darussalam.

Di sana, Anda akan menemukan kerumunan warga yang tengah antre untuk mendapatkan hidangan bubur samin, sebuah kuliner khas kampung tersebut, sebagai menu buka puasa mereka.

Ya, tiap warga yang antre tersebut membawa wadah masing-masing. Wadah yang dibawa pun beragam, mulai dari mangkuk, piring, rantang, bahkan ada pula yang membawa termos nasi.

Satu persatu, wadah tersebut mulai diisi dengan bubur yang masih panas, yang diambil langsung dari tempat panci besar pembuatan bubur. Penulis sendiri, karena lupa membawa wadah, pernah mencoba dengan menggunakan kantong plastik. Hasilnya, kantong ikut meleleh karena saking panasnya bubur tersebut.

Bubur Samin sendiri merupakan makanan takjil khas Masjid Darussalam. Tradisi pembagian bubur ini sudah berlangsung sejak 50 tahun lebih.

“Sejak saya kecil bubur ini sudah ada. Dulu saya juga sering antre untuk mendapatkan bubur samin setiap kali menjelang berbuka puasa,” kata pengurus Takmir Masjid, H. Rosyidi Muchdlor.

Pembuatan bubur sudah dimulai sedari siang. Bubur sudah mulai dimasak di sebuah jimbeng (panci besar). Bahan-bahan seperti beras, daging sapi, aneka rempah dimasukkan satu per satu. Tak lupa minyak samin, inilah alasan kenapa dinamakan bubur samin, dicampurkan ke adonan bubur. Sekitar pukul 15.00 WIB, bubur sudah matang dan siap disajikan.

Seribu Porsi

Pada Ramadhan tahun ini, pihak takmir Masjid Darussalam Jayengan Solo, setiap hari menyediakan 45 kilogram atau 1000 porsi bubur samin. Seribu porsi tersebut, masing-masing 800 diperuntukkan untuk warga yang ingin membawa pulang ke rumah, sedangkan sisanya 200 porsi disantap untuk buka bersama di masjid. Lantaran tingginya animo warga yang ingin merasakan bubur khas warga Banjar itu, persediaan 1000 porsi masih belum dapat memenuhi permintaan warga.

“Awalnya kami menyediakan 800 bagi warga yang ingin membawa pulang bubur, tapi jumlah itu masih kurang. Akhirnya, porsi untuk takjil sebagian ada yang kami bagikan sebelum waktu buka,” terang Ilyas, salah satu takmir masjid, saat ditemui usai pembagian bubur.

Pembagian bubur samin di Masjid Darussalam ini akan berlangsung setiap hari selama bulan puasa. Selain bubur samin, aneka hidangan juga disediakan untuk takjil. Di antaranya kurma, kopi dan susu. (Ajie Najmuddin/Mahbib)