Sumenep, NU Online
Dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin, setidaknya ada empat tradisi yang dilanggengkan. Yakni istighatsah atau tawassul, pembacaan shalawat, menyanyikan lagu Indonesia Raya, serta lagu Ya Ahlal Wathan. Seluruhnya memberikan pesan komitmen NU di banyak sektor kehidupan.
Hal tersebut disampaikan Gus Rijal Mumazziq Zionis pada malam puncak Rajabiyah, Haul Aulia, dan Muassis Nadlatul Ulama. Kegiatan dipusatkan di halaman kantor Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Gapura, Sumenep, Jawa Timur, Sabtu (30/3) malam.
"Orang NU itu mempunyai ciri unik. Kita lihat setiap acara dan kegiatan pasti melakukan empat hal ini,” kata pria yang juga Rektor Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyyah atau Inaifas, Kencong, Jember tersebut.
Keempat ciri tersebut adalah, pertama istighatsah atau tawassulan. “Ini menandakan bahwa orang NU selalu ingat orang yang sudah meninggal. Jangankan yang hidup, yang meninggal saja sering diingat,” kata Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Surabaya ini.
Sedangkan kedua adalah pembacaan shalawat. “Orang NU selalu meneguhkan identitas sebagai umat Muhammad SAW,” terangnya.
Tradisi ketiga yakni menyanyikan lagu Indonesia Raya yang berarti NU mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi dalam berbangsa dan bernegara.
“Keempat adalah menyanyikan mars NU yang berarti selalu memberikan semangat kepada pemuda sebagai kader penerus. Dan ini hanya ada di NU, serta jarang ditemui pada organisasi lain,” urainya di hadapan ribuan hadirin.
Di luar itu semua, menurut Gus Rijal, kader NU memiliki anamah diniyah atau tanggung jawab yang bersifat keagamaan. “Yakni pertama, menjaga ajaran Ahlussunnah an-Nahdliyah,” ungkapnya.
Sedangkan kedua adalah amanat wahtaniyah yakni tanggung jawab kebangsaan. “Artinya warga NU harus menjaga dan mempertahankan kemerdekaan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI,” kata alumnus pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tersebut.
Ketua MWCNU Gapura, Kiai Syahid Munawar mengatakan kegiatan ini merupakan acara puncak dari kegiatan yang sudah diselenggarakan pengurus.
"Malam ini merupakan puncak dari kegiatan yang telah pengurus selenggarakan. Mulai dari penyuluhan kesehatan, ziarah ke makbarah di asta Kiai Ancaka, dan juga kajian ke-NU-an di tiap desa yang terbagi beberapa zona,” tandasnya.
Acara ditutup pembacaan doa yang dipimpin Pengasuh Pondok Pesantren Nasy'atul Muta'allimin, KH Munib Zubairi. (Nurus Syamsi/Ibnu Nawawi)