Daerah

RSINU Demak Bangun Gedung Senilai 30 Miliar

Rab, 28 November 2018 | 03:00 WIB

Demak, NU Online
Pembangnan Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama ( RSINU) Demak Jawa Tengah senilai Rp30 miliar segera direalisasikan dan dijadwalkan awal tahun depan konstruksi sudah dimulai.

Direktur RSI NU Demak H Abdul Aziz mengatakan, gedung RSI berlantai tiga itu, siap dibangun dengan peletakan batu pertama yang mengawali pembangunan konstruksi akan dilaksanakan Januari tahun depan.

RSI NU Demak lanjutnya, akan memiliki berbagai fasilitas untuk meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat dan realisasi pembangunanya dilaknasakan saat memperringati hari lahir (Harlah) ke-28 RSINU Demak, 1 Januari 2019.

“Realisasi pembangunan fasilitas ini merupakan respon balik manajemen RSINU Demak atas munculnya tuntutan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat yang harus segera ditindaklanjuti,” ujar dokter Aziz di ruang kerjanya, Selasa (27/11).

Menurutnya, gedung tiga lantai yang dibangun di atas lahan seluas 3.000 meter persegi itu, akan digunakan untuk sarana perkantoran, instalasi rawat jalan (poliklinik berbagai penyakit), instalasi rawat inap dan instalasi sarana pendukung layanan perawatan kesehatan lainnya.

Dikatakan, selain membangun gedung baru, manajemen juga menyiapkan dana senilai Rp26,5 miliar untuk mendukung berbagai peralatan kesehatan yang lebih modern, guna melengkapi peralatan lama yang dirasa kurang maksimal.

Dia menuturkan, lokasi pembangunan gedung baru itu memanfaatkan areal atau lahan yang masih ada, tepatnya di sisi barat bangunan induk rumah sakit.  "Dengan adanya kegiatan pembangunan ini akan sedikit mengganggu kenyamanan pengunjung atau pasien rawat jalan, terutama saat memasuki areal parkir," ujarnya.

Namun, tutur Aziz, untuk kenyamanan para pasien rawat inap dijamin tidak akan terusik kenyamanannya, karena aktivitas pembangunan ini tidak sampai bersentuhan dengan proses layanan perawatan pasien rawat inap.

"Kepada masyarakat pengguna layanan kesehatan RSINU Demak dimohon pengertiannya, situasi ini merupakan proses dari upaya untuk meningkatkan kualitas layanan  di masa mendatang," tutur Aziz.

Pertumbuhan rumah sakit yang semula berstatus Rumah Bersalin dan  Balai Kesehatan Ibu dan Anak (RB & BKIA) ini cukup dinamis, benar–benar merangkak dari tangga paling bawah. Statusnya meningkat menjadi rumah sakit pada akhir 2.000.

Hingga 2018 ini, menurutnya, rumah sakit ini sudah menjalani proses Akreditasi Reguler Standar Nasional sebanyak tiga kali (2012, 2015, dan 2018) oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit. (Samsul/Muiz)