Daerah

Saatnya NU Online Merambah Pembaca level Internasional

Sab, 11 Juli 2020 | 12:45 WIB

Saatnya NU Online Merambah Pembaca level Internasional

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin. (Foto: NU Online/Syamsul Arifin)

Jombang, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin mengharapkan NU Online di usianya ke-17 bisa terus mengepakkan sayapnya hingga kancah internasional. Karenanya artikel-artikel keislaman berbahasa Inggris menurutnya harus digarap dengan serius.


“Semoga NU Online semakin matang dan mampu menebar manfaat bagi masyarakat. Baik bagi masyarakat Indonesia maupun warga bangsa-bangsa di seluruh dunia. Selamat ulang tahun ke-17 NU Online,” katanya kepada NU Online, Sabtu (11/7).


Gus Kikin menambahkan, dengan posisi di peringkat nasional ke-122 dan peringkat global ke-3.242 di situs Alexa pada akhir pekan ini, NU Online telah membuktikan diri sebagai situs rujukan bagi mayoritas Muslim Indonesia. Bukan hanya berisi berita aktual dan organisasional, NU Online juga telah menjadi rujukan umat dalam mencari referensi keagamaan. 


“Hari ini, NU Online tepat berusia 17 tahun. Jika diibaratkan umur manusia, inilah fase awal menuju kematangan dan kedewasaan,” imbuh Gus Kikin.


Cicit dari pendiri Pesantren Tebuireng sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy'ari ini mengingatkan NU Online untuk tidak terlena dengan prestasi yang sudah diraih selama ini.


Ke depan, kata dia, banyak hal yang harus dilakukan NU Online untuk menghadapi perubahan zaman dan teknologi. Bila tak diikuti, maka sangat mungkin akan membuat NU Online ditinggal pembaca setianya.


”Sejak dirintis pada 11 Juli 2003, tentu telah banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh pengelola NU Online. Dengan bekal itu, tim pengelola NU Online diharapkan mampu membaca tren masyarakat dan tantangan ke depan,” pesan Gus Kikin.


Namun, Gus Kikin mengingatkan betapa pun mengikuti perubahan zaman yang ada, tapi tak sampai melupakan ruh Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) Nahdlatul Ulama yang sudah diperjuangkan ulama selama ini.


“Perubahan sosial yang sedemikian cepat harus diantisipasi dengan baik, agar keselarasan formulasi ajaran Aswaja an-Nahdliyah tetap dapat beradaptasi dengan perubahan zaman, tanpa harus kehilangan substansi dan akar budayanya,” tandas Gus Kikin.


Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin